Ilustrasi bayi dalam kandungan.
INDOZONE.ID - Pernahkah kamu memikirkan bagaimana emosi kamu bisa memengaruhi bayi yang dikandung selama kehamilan?
Ternyata, emosi bukan hanya sekadar perasaan sesaat, melainkan pembawa pesan yang membentuk lingkungan pertama bagi bayi.
Penelitian menunjukkan bahwa rahim bukan hanya tempat perlindungan fisik, tetapi juga ruang emosional yang mempengaruhi perkembangan bayi.
Baca Juga: 7 Cara Meningkatkan Kualitas Sperma agar Cepat Hamil, Apa Saja?
Sebagai ibu, emosi yang kamu rasakan selama kehamilan berdampak signifikan pada bayi yang belum lahir.
Berikut ini adalah beberapa emosi seorang ibu yang bisa membentuk pikiran anaknya di dalam kandungan:
Dr. Jain memaparkan bahwa ibu hamil yang mengalami stres, tubuhnya akan melepaskan kortisol, hormon utama yang bertanggung jawab untuk produksi hormon stres.
"Dalam dosis kecil, hal ini tidak berbahaya. Namun, stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan kadar kortisol yang tinggi melewati plasenta dan memengaruhi otak bayi saat ia berkembang. Hal ini dapat meningkatkan risiko anak lebih mungkin mengalami kecemasan dan disregulasi emosional di kemudian hari," ujarnya.
Tetapi, ketika seorang ibu dicintai, aman, dan puas, oksitosin dilepaskan dalam tubuhnya, yang umumnya disebut sebagai hormon cinta.
Oksitosin mendorong relaksasi dan keterikatan, tidak hanya pada ibu saja, tetapi juga pada bayi.
Oksitosin menciptakan lingkungan internal yang tenang dan menumbuhkan ikatan emosional sejak dini.
Emosi positif mendorong detak jantung yang stabil dan aliran darah yang lancar ke bayi, yang bermanfaat bagi bayi.
Akan tetapi, kecemasan dan ketegangan bisa menyebabkan peningkatan detak jantung pada ibu dan bayi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Onlymyhealth.com