Kategori Berita
Media Network
Minggu, 01 JUNI 2025 • 11:25 WIB

Waspadai Retinopati Diabetik: Komplikasi Serius yang Ancam Penglihatan

 

Ilustrasi seseorang yang mengalami Retinopati diabetik.

INDOZONE.IDRetinopati diabetik merupakan salah satu komplikasi serius yang dapat terjadi pada penderita diabetes.

Kondisi ini menyebabkan kerusakan progresif pada retina, yakni lapisan peka cahaya di bagian belakang mata yang berperan penting dalam penglihatan.

Dilansir dari American Optometric Association, Retinopati diabetik muncul akibat kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang, yang merusak pembuluh darah kecil di seluruh tubuh, termasuk retina. 

Kerusakan ini menyebabkan pembuluh darah bocor dan mengeluarkan cairan. Sehingga, jaringan retina membengkak dan menyebabkan penglihatan menjadi buram atau kabur.

Kondisi tersebut biasanya memengaruhi kedua mata dan risikonya meningkat, seiring lamanya seseorang menderita diabetes. Jika tidak ditangani, retinopati diabetik dapat menyebabkan kebutaan permanen. 

Kadar gula darah tinggi yang berlangsung lama, juga dapat mengubah bentuk lensa mata yang berfungsi untuk memfokuskan penglihatan.

Namun, jika kadar gula darah berhasil dikendalikan, bentuk lensa akan kembali normal dan penglihatan pun membaik.

Baca Juga: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganan Mata Merah

Gejala yang Sering Tidak Disadari

Menurut survei American Eye-Q yang dilakukan Asosiasi Optometri Amerika (AOA) pada tahun 2018, hampir setengah warga Amerika tidak mengetahui adanya penyakit mata akibat diabetes seperti retinopati diabetik, seringkali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. 

Ilustrasi seseorang sedang melakukan pemeriksaan dini terhadap gejala Retinopati diabetik.

Lebih dari sepertiga responden juga tidak mengetahui, satu-satunya cara untuk memastikan apakah diabetes menyebabkan kebutaan adalah, melalui pemeriksaan mata menyeluruh secara rutin.

Oleh karena itu, AOA merekomendasikan agar setiap penderita diabetes menjalani pemeriksaan mata dilatasi, setidaknya satu kali dalam setahun. Deteksi dan pengobatan dini dapat mencegah kehilangan penglihatan yang signifikan.

Penyebab dan Faktor Risiko

Retinopati diabetik disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah kecil di retina. Kerusakan ini dapat mengakibatkan:

  • Pembengkakan Makula: Cairan dapat merembes ke makula, bagian retina yang memungkinkan kita melihat detail halus dan warna. Pembengkakan makula menyebabkan penglihatan kabur.
  • Pertumbuhan Pembuluh Darah Abnormal: Untuk meningkatkan sirkulasi darah, tubuh membentuk pembuluh darah baru yang rapuh dan abnormal. Pembuluh ini dapat pecah dan mengaburkan penglihatan.

Retinopati diabetik terbagi menjadi dua jenis:

  1. Retinopati Diabetik Non-Proliferatif (NPDR)
    Merupakan tahap awal dengan gejala ringan atau tanpa gejala. Pembuluh darah retina melemah, serta terbentuk mikroaneurisma yang dapat bocor dan menyebabkan pembengkakan makula.
  2. Retinopati Diabetik Proliferatif (PDR)
    Tahap lanjut dari penyakit ini. Sirkulasi darah yang buruk, menyebabkan retina kekurangan oksigen, sehingga tumbuh pembuluh darah baru ke dalam retina dan vitreous (cairan seperti gel di bagian belakang mata). Pembuluh ini dapat pecah, menyebabkan penglihatan kabur, dan komplikasi lainnya seperti lepasnya retina atau glaukoma.

Baca Juga: Hati-hati! Gegar Otak Nggak Cuma Bikin Pusing, Tapi Bisa Ganggu Penglihatan Juga

Faktor Risiko Retinopati Diabetik

  • Diabetes tipe 1 dan 2: Semakin lama seseorang menderita diabetes, risiko retinopati semakin tinggi. Apalagi jika gula darah tidak terkontrol.
  • Ras: Orang keturunan Hispanik dan Afrika-Amerika lebih berisiko.
  • Kondisi medis lainnya: Hipertensi dan kolesterol tinggi.
  • Kehamilan: Wanita hamil berisiko lebih tinggi, terutama jika mengalami diabetes gestasional.
  • Riwayat keluarga.

Gejala Umum

  • Munculnya bintik atau bayangan seperti melayang (floaters)
  • Penglihatan buram
  • Adanya bayangan gelap di tengah penglihatan
  • Sulit melihat dalam kondisi cahaya rendah

Ilustrasi orang mengalami kebutaan akibat retinopati diabetik.

Diagnosis dan Pemeriksaan

Retinopati diabetik dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata menyeluruh, meliputi:

  • Riwayat kesehatan dan keluhan penglihatan
  • Pemeriksaan ketajaman penglihatan
  • Refraksi (uji kacamata)
  • Evaluasi struktur mata, termasuk retina melalui pupil yang dilebarkan
  • Pengukuran tekanan bola mata

Pemeriksaan tambahan:

  • Fotografi retina atau tomografi
  • Angiografi fluorescein untuk mendeteksi pertumbuhan pembuluh darah abnormal

Penanganan dan Pengobatan

Pengobatan tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Pada tahap awal, pemantauan rutin dan pengendalian gula darah sudah cukup. Pada kasus lanjut, diperlukan:

  • Terapi laser (fotokoagulasi): Untuk menutup kebocoran pembuluh darah atau menghentikan pertumbuhan pembuluh abnormal.
  • Injeksi obat ke mata: Untuk mengurangi peradangan dan menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru.
  • Vitrektomi: Operasi untuk mengganti vitreous yang keruh, akibat pendarahan dan memperbaiki retina yang terlepas.

Baca Juga: Hati-hati! Sindrom Penglihatan Komputer Bisa Ganggu Mata Akibat Layar Digital

Pencegahan

  • Menjaga kadar gula darah dalam batas normal
  • Mengontrol tekanan darah (idealnya di bawah 140/80 mmHg)
  • Menurunkan kolesterol dengan pola makan sehat, olahraga, dan obat penurun lemak (statin)
  • Menjaga berat badan ideal
  • Menghindari alkohol dan berhenti merokok

Oleh karena itu, retinopati diabetik bisa menjadi komplikasi serius dari diabetes yang dapat dicegah dengan pengelolaan penyakit yang baik. Pemeriksaan mata tahunan, sangat penting untuk deteksi dini. 

Dengan gaya hidup sehat dan kontrol medis yang tepat, risiko kehilangan penglihatan akibat retinopati diabetik dapat diminimalkan.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: American Optometric Association

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Waspadai Retinopati Diabetik: Komplikasi Serius yang Ancam Penglihatan

Link berhasil disalin!