INDOZONE.ID - Kecoa merupakan seekor serangga yang sering ditemukan di dalam rumah. Biasanya seseorang yang terganggu akan segera membunuhnya dengan menginjaknya atau menggunakan suatu barang untuk memukulnya hingga mati.
Namun, faktanya kecoa adalah salah satu hama yang paling tangguh, yang berarti tubuhnya dirancang untuk bertahan dari tekanan fisik.
Kecoa juga dikenal sebagai pembawa cacing parasit, penyebar berbagai jenis bakteri, serta penular salmonella. maka itu, sangat penting untuk menyingkirkan kecoa di rumah sebanyak mungkin.
Namun, membasmi kecoa bukanlah hal mudah, dan berikut beberapa alasan mengapa menginjak kecoa bukanlah cara yang baik untuk membunuh serangga pengganggu ini.
Baca Juga: Pria di India Alami Sakit Perut Hebat, Ternyata Ditemukan Kecoa Hidup di Ususnya
1. Cairan dari Usus Kecoa yang Hancur Dapat Menyebarkan Bakteri
Kecoa dikenal sebagai penyebar berbagai jenis jamur, bakteri, bahkan virus dari satu tempat ke tempat lain, bahkan beberapa kecoa juga dapat membawa parasit penyebab giardiasis, amoeba penyebab disentri, serta virus penyebab polio.
Menurut beberapa penelitian, kecoa berperan sekunder dalam menularkan penyakit karena mereka dapat memindahkan atau mengeluarkan patogen saat mencari makan di kotoran manusia.
Selain itu, kecoa dapat membawa bakteri dalam ususnya selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Mikroorganisme ini kemudian dibuang melalui kotoran kecoa yang tersebar di sekitar rumah. Oleh sebab itu, menginjak kecoa bukanlah ide yang baik karena dapat menyebarkan lebih banyak bakteri penyebab penyakit.
Baca Juga: Batuk Akut hingga Bau Mulut, Ternyata Ada Kecoa di Tenggorokan Pria Asal China Ini!
2. Bagian Tubuh Kecoa yang Hancur Dapat Memicu Alergi
Kecoa juga mengandung protein yang bersifat alergen bagi banyak orang, yang dapat memicu alergi. Berbagai bagian tubuh kecoa, kotoran, dan air liurnya dapat menjadi pemicu alergi bagi beberapa individu.
Selain alergi, beberapa peneliti membuktikan bahwa paparan awal terhadap alergen kecoa dapat menyebabkan perkembangan asma pada anak-anak usia prasekolah.
3. Kecoa yang Mati Melepaskan Feromon
Feromon adalah zat kimia yang dikeluarkan oleh bakteri yang hidup di dalam usus kecoa. Feromon ini berfungsi sebagai alat komunikasi antar serangga.
Ketika seekor kecoa mati, ia melepaskan bau tertentu, yang disebut sebagai "bau kematian" dengan mengeluarkan feromon.
Feromon yang dikeluarkan ini memiliki dua fungsi utama, memberi tahu kecoal lain agar tidak mendekati bahaya, serta menarik kecoa lapar untuk memakan bangkai kecoa tersebut.
Intinya, bau ini akan menarik lebih banyak kecoa untuk datang. bahkan, ketika kecoa menemukan tempat tinggal yang ideal, mereka akan menandai lokasi dengan bau feromon untuk menarik kecoa lainnya.
Meskipun membunuh kecoa dengan menginjaknya merupakan hal yang mudah, namun ini tidak disarankan karena menimbulkan berbagai risiko kesehatan dan malah memperbanyak jumlah kecoa.
Cara yang baik untuk mengendalikan kecoa di rumah adalah tetap menjaga kebersihan rumah, menghilangkan sumber air yang tidak terpakai, menutup celah atau retakan yang ada di dinding dan lantai, menggunakan bahan alami yang tidak disukai kecoa, seperti daun salam, minyak esensial peppermint, atau serai, dan larutan cuka-air, serta jika sudah parah sebaiknya memanggil jasa pembasmi hama.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Pestclinic.com