Kisah Tragis Ricard Siagian yang Tak Tidur Selama Satu Tahun, Rela Kehilangan Kaki Demi Tidur 3 Jam
INDOZONE.ID - Pernahkah kamu membayangkan tidak tertidur selama satu tahun penuh? Kira-kira apa yang akan terjadi pada tubuhmu?
Jangankan satu tahun, tidak tidur dua hari saja otak manusia akan mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan serius. Konsentrasi terganggu, mudah marah dan emosi dan kecemasan meningkat.
Pertanyaan ini mungkin terdengar seperti skenario ekstrem atau alur dalam film horor. Namun hal ini benar-benar dialami oleh seorang pria bernama Ricard Siagian, seorang seniman tato asal Philadelphia yang mengunggah kisah hidupnya ke YouTube sebelum akhirnya meninggal dunia.
Baca Juga: Malam Hari Susah Tidur padahal Badan Capek? Ini 5 Cara Jitu Atasi Insomnia
Lalu apa yang membuat Ricard tidak bisa tidur selama satu tahun? Dalam artikel kali ini, Indozone akan membahasnya secara lengkap!
Kisah Ricard Siagian
Ricard Siagian merupakan orang Indonesia keturunan suku Batak yang merantau ke Philadelphia, Amerika Serikat.
Ricard yang kala itu berusia 40-an tahun, sering mengunggah video sedang mentato orang ke kanal YouTube-nya.
Pada tahun 2015, kehidupan Ricard berubah setelah menderita infeksi saluran kemih (ISK) yang sangat parah, hingga nyaris membuatnya tak bisa bekerja.
Sayangnya, karena tidak memiliki asuransi kesehatan, ia tidak mampu pergi ke dokter.
Ricard yang bingung kemudian mendatangi bosnya. Kebetulan bosnya itu pernah menderita ISK dan masih memiliki sisa antibiotik. Ricard pun mengonsumsi antibiotik tersebut, dan awalnya, ia merasa mulai membaik.
Namun, tiga hari setelah mulai minum obat, Ricard mulai merasakan gejala aneh. Ia merasa tubuhnya seperti gemetar hebat padahal tidak terjadi gempa. Kepalanya terasa berat, tubuhnya lemah, dan dia mulai mengalami pusing yang tak kunjung reda.
Setelah berkonsultasi dengan kakaknya yang bekerja di bidang medis, Ricard diyakinkan bahwa antibiotik yang ia konsumsi adalah jenis umum. Ia pun melanjutkan meminum obat itu.
Kondisi Ricard Memburuk
Bukannya sembuh total, kondisi Ricard malah memburuk. Punggungnya terasa panas setiap saat, persendiannya nyeri, dan ia mengalami tinitus (denging di telinga).
Tapi Ricard tetap berharap sembuh dan terus melawan rasa sakit. Setelah menyelesaikan antibiotik, infeksi saluran kemihnya memang hilang, tetapi masalah baru muncul: ia tidak bisa tidur sama sekali.
Hal yang dialami Ricard bukan insomnia biasa. Ia benar-benar tidak tidur dan terjaga sepanjang malam. Tubuhnya semakin lelah, pikirannya semakin kacau.
Di saat yang sama, ia mendapat kabar bahwa ibunya sakit parah di Indonesia. Meski kondisinya sedang tidak sehat, Ricard terbang ke Indonesia untuk menemui ibunya.
Di sana, ia akhirnya sempat memeriksakan diri ke dokter. Menurut diagnosa dokter, Ricard mengalami insomnia berat.
Dokter kemudian meresepkan obat tidur, namun obat-obatan itu nyaris tidak memberikan efek apa pun. Ada kondisi di mana Ricard hanya bisa tidur sekitar dua jam setelah mengonsumsi banyak obat tidur.
Imun Tubuh Ricard Melemah
Masalah insomnia ini perlahan menggerogoti tubuh Ricard. Sistem imunnya mulai runtuh, organ tubuhnya melemah, dan ia pun mulai terbaring lemah di ranjang.
Ia tidak lagi bisa pulang ke Amerika dan mulai mendokumentasikan penderitaannya lewat video YouTube di tempat tidurnya.
Dalam video-videonya, Ricard berbagi kisah bahwa tubuhnya semakin rusak karena tak bisa tidur. Obat tidur tak lagi bekerja, dan ia mulai merasakan tubuhnya menolak untuk beristirahat.
Ia bahkan menawarkan dirinya untuk dijadikan bahan eksperimen oleh para dokter demi mencari tahu penyakit yang dideritanya.
Dalam salah satu video, Ricard berkata dengan putus asa bahwa ia rela menyerahkan kedua kakinya asal bisa tidur tiga jam sehari.
Ia menangis dan merintih, tubuhnya gemetar hebat hingga 50 kali dalam sehari. Ia tahu tubuhnya sudah menyerah. Tapi penderitaannya belum berhenti sampai di situ.
Akibat insomnia berat, mental Ricard mulai terganggu. Ia mulai berhalusinasi, berbicara tidak masuk akal, dan mempercayai teori konspirasi aneh.
Ia menyebut Tuhan sebagai makhluk bernama Enki dan percaya bahwa HIV dibuat oleh mafia obat-obatan.
Ricard Meninggal Dunia
Pada akhir 2016, Ricard mengunggah video terakhirnya. Dalam video itu, tampak jelas bahwa tubuhnya sudah benar-benar tak sanggup bertahan.
Tak lama setelah itu, Ricard meninggal dunia di atas ranjangnya.
Belakangan diketahui bahwa Ricard kemungkinan mengidap fatal insomnia, sebuah penyakit saraf langka yang menyebabkan seseorang tidak bisa tidur hingga akhirnya meninggal.
Diduga, reaksi buruk terhadap antibiotik yang ia konsumsi menyebabkan kerusakan saraf tepi (neuropati perifer), yang membuatnya terus-menerus kesakitan dan tidak bisa tidur.
Sampai saat ini, videp-video di kanal YouTube Ricard Siagian masih tersedia dan bisa ditonton.
Baca Juga: Surya Insomnia Beri Petuah Bijak Soal Mengubah Pasangan Sesuai yang Dimau, Apa Katanya?
Video-video itu menjadi sebuah dokumentasi menyayat hati tentang perjuangan seorang pria melawan penyakit langka yang merenggut tidur, kesehatan dan nyawanya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: TikTok/@realraywilliam