Ilustrasi orang menderita migrain. (Freepik)
INDOZONE.ID - Hampir setiap orang pernah mengalami sakit kepala sebelah atau migrain. Penyakit ini pun memiliki kondisi kompleks, yang terdiri atas empat fase berbeda.
Bahkan, masing-masing fase memiliki gejala dan durasi yang khas. Beberapa di antaranya yakni:
Menurut American Migraine Foundation, sekitar 80 persen penderita migrain mengalami fase postdromal, yang sering disebut sebagai ‘migraine hangover’.
Baca juga: 5 Panduan Atasi Serangan Migrain Secara Cepat di Rumah
Setelah nyeri kepala mereda, sebagian orang memasuki fase postdromal. Gejalanya sering disamakan dengan mabuk alkohol, seperti:
Meskipun biasanya hilang dalam satu hingga dua hari, bagi sebagian orang gejala ini bisa terasa sama beratnya dengan fase nyeri kepala.
Fase postdromal dapat berlangsung hingga 48 jam. Namun, sebuah studi tahun 2016 menemukan, sebagian besar gejala postdromal hilang dalam waktu 6 jam.
Tidak ada obat yang benar-benar menyembuhkan migrain. Namun, beberapa jenis obat dapat membantu, di antaranya:
Namun, penelitian tahun 2022 menunjukkan, obat yang biasa digunakan untuk menghentikan migrain tidak efektif meredakan gejala postdromal.
Studi tahun 2023 menemukan, pengobatan pada fase awal (prodromal) bisa mengurangi durasi dan intensitas migrain secara keseluruhan, termasuk postdromal.
Jika gejala sudah memasuki fase postdromal, terapi non-obat mungkin lebih membantu daripada pengobatan.
Cara mengatasi migrain (freepik/rawpixel.com)
Berikut beberapa cara yang bisa membantu mengurangi gejala 'Hangover' migrain atau postdromal:
Berikan waktu bagi tubuh untuk pulih. Kembali ke rutinitas harian secara perlahan. Misalnya, dengan memulai pekerjaan lebih siang atau mengurangi beban tugas.
Jika sensitif terhadap cahaya, hindari layar gadget dan lampu terang. Sesuaikan kecerahan layar komputer dan beri waktu istirahat untuk mata secara berkala.
Beberapa makanan seperti alkohol, kafein, daging asap, keju tua, aspartam, dan MSG bisa memicu migrain.
Jangan ragu untuk meminta bantuan. Atasan, rekan kerja, keluarga, atau teman mungkin bisa membantu mengurangi beban tugas atau mengurus anak dan pekerjaan rumah selama masa pemulihan.
Diskusikan gejala migrain dengan dokter. Jika diperlukan, lakukan terapi pencegahan yang dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas serangan, termasuk fase postdromal.
Baca juga: Catat! Ini 9 Tips Efektif Mengatasi Serangan Migrain di Tempat Kerja
Fase postdromal masih belum sepenuhnya dipahami. Diduga terjadi akibat perubahan diameter pembuluh darah otak selama fase migrain sebelumnya. Protein bernama PACAP (pituitary adenylate-cyclase activating polypeptide) mungkin juga berperan.
Penelitian tahun 2024 menunjukkan, orang yang mengalami fase prodromal atau sering terkena migrain, cenderung juga mengalami postdromal.
Postdromal adalah bagian dari rangkaian fase migrain, dan bukan efek samping. Kondisi tersebut tidak bisa diprediksi siapa yang akan mengalaminya, namun beberapa langkah bisa membantu mencegah atau mengurangi keparahan:
Simpan buku catatan migrain untuk menulis rutinitas harian, dan gejala yang dialami. Ini dapat membantu mengenali pemicu spesifik migrain yang kamu rasakan.
Jika migrain tetap terjadi, langkah-langkah ini bisa meringankan gejala fase berikutnya:
Pemulihan dari migrain bisa memakan waktu. Meski nyeri kepala telah berlalu, gejala lain mungkin bertahan hingga dua hari. Obat-obatan seringkali kurang efektif untuk fase postdromal, namun berbagai strategi manajemen bisa membantu meringankan gejala.
Beristirahatlah secukupnya, dan jangan ragu meminta bantuan. Dukungan dari orang terdekat maupun komunitas penderita migrain, bisa sangat membantu proses pemulihan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline