Ilustrasi fenomena penularan emosi
INDOZONE.ID - Pernahkah kalian bertanya, mengapa ketika kita mendapati orang menangis maka kita akan ikut merasakan perasaan sedih atau saat melihat orang tertawa kadang kita juga akan ikut tertawa?
Kejadian itu ternyata memiliki sebutan sebagai emosional contagion, yang berarti penularan emosi dan terdapat alasan ilmiah mengapa kita bisa terpengaruh oleh emosi orang lain.
Simak penjelasannya berikut ini.
Salah satu alasan utama emosi orang lain dapat memengaruhi kita adalah adanya mirror neuron di dalam otak kita. Mirror neuron adalah kelompok sel saraf yang aktif ketika kita melihat orang lain melakukan atau merasakan sesuatu.
Penemuan ini pertama kali diidentifikasi pada 1990-an oleh para peneliti dari Universitas Parma, Italia, yang menemukan bahwa otak kita cenderung "mencerminkan" tindakan atau perasaan orang lain, bahkan tanpa kita sadari. Dengan kata lain, otak kita memang dirancang untuk merasakan atau "meniru" emosi orang lain, yang menjadi dasar dari fenomena penularan emosi.
Baca Juga: Permainan Kreatif yang Bantu Anak Kelola Emosi, Cara Efektif Dukung Kecerdasan Sejak Dini
Menurut Dr. Daniel Goleman, seorang ahli psikologi dari Harvard, manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang memiliki keinginan untuk terhubung dengan orang lain dan untuk memenuhi hal itu otak kita akan memfasilitasi proses memahami dan merasakan emosi orang lain agar kita dapat membangun ikatan yang lebih dalam melalui rasa empati.
Lingkungan sosial secara tidak langsung dapat membentuk pola emosi yang kita miliki atau terdapat kecenderungan alami untuk beradaptasi dengan suasana di sekitar yang dapat disebut sebagai efek konformitas emosional.
Selain itu, menurut penelitian dari Yale University, adaptasi terhadap emosi lingkungan dapat membantu kita diterima oleh kelompok, karena menyesuaikan diri dengan emosi orang lain seringkali menciptakan ikatan sosial dan memperkuat rasa kebersamaan.
Penularan emosi tidak hanya terjadi dalam interaksi langsung, tetapi juga dalam media sosial yang disebut sebagai penularan emosional digital.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa emosi positif atau negatif yang disebarkan melalui media sosial dapat menular pada pengguna lainnya.
Ini adalah hasil dari eksposur yang berulang terhadap postingan berisi emosi tertentu, yang akhirnya mempengaruhi perasaan kita sendiri secara perlahan.
Baca Juga: Stereotip Emosi: Siapa yang Lebih Emosional, Laki-Laki atau Perempuan?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Emotional Intelligence. Bantam Books.