Senin, 24 MARET 2025 • 14:40 WIB

Kesulitan Bilang "Tidak" di Tempat Kerja, Bahaya Kesehatan Mental Akibat Jadi People Pleaser

Author

Ilustrasi karyawan sedang ngobrol.

INDOZONE.ID - Orang yang cenderung berusaha menyenangkan orang lain di tempat kerja sering kali kesulitan untuk mengatakan 'tidak', yang pada akhirnya bisa memicu stres, kecemasan, dan kelelahan yang serius.

Para ahli mengungkapkan cara untuk membangun kembali kepercayaan diri di lingkungan kerja.

Kebiasaan untuk selalu menyenangkan orang lain bisa menjadi melelahkan, terutama jika hal itu sudah menjadi respons otomatis daripada pilihan sadar.

Walaupun merasa tidak nyaman, bersikap tegas, dan menolak permintaan dengan sopan, tetap terasa sulit.

Bahkan ketika pikiran kamu meminta untuk menetapkan batasan, kamu tetap terjebak dalam kebiasaan mengatakan 'iya' secara terus-menerus, hingga akhirnya beban pekerjaan menumpuk dan menyebabkan kelelahan serta berbagai masalah kesehatan.

Situasi ini menciptakan siklus yang sulit diputus, yang pada akhirnya bisa mengganggu keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.

Dalam wawancara dengan HT Lifestyle, Dr. Evelyn Raghel Thomas, direktur klinis program bantuan karyawan di Truworth Wellness, menjelaskan alasan di balik kecenderungan untuk selalu menyenangkan orang lain.

Dia juga menerangkan dampak negatif dari sikap selalu siap sedia, serta strategi untuk membangun kembali kepercayaan diri dan bersikap tegas di lingkungan kerja.

Alasan untuk Berperilaku Menyenangkan Orang Lain di Kantor

Dr. Evelyn Raghel Thomas mengkaji penyebab mendasar dari kebiasaan menyenangkan orang lain di tempat kerja, yang sering kali sulit dihentikan oleh banyak karyawan.

Baca Juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Kesibukan Kerja

Dengan memahami faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku ini, seseorang dapat mulai menetapkan batasan yang lebih sehat dan membangun kembali kepercayaan diri.

Berikut adalah beberapa alasan utama yang ia ungkapkan.

  • Salah satu alasan utama di balik perilaku menyenangkan orang lain adalah rasa takut akan penolakan dan ketidaksetujuan. Karyawan khawatir bahwa penolakan akan membuat mereka terlihat tidak kooperatif atau tidak loyal kepada tim.
  • Sejak usia dini, banyak orang dikondisikan untuk mencari persetujuan dan menghindari konflik. Perilaku ini terbawa ke tempat kerja, di mana karyawan sering merasa bahwa mengatakan 'tidak', bisa mengakibatkan konsekuensi profesional, hubungan yang tegang, atau berkurangnya peluang untuk kemajuan karier.
  • Takut akan konflik dan konfrontasi menjadi salah satu alasan utama mengapa seseorang enggan menolak permintaan. Karyawan sering kali khawatir bahwa mengatakan tidak akan dianggap sebagai tanda ketidakpatuhan atau kurangnya etos kerja. Dalam lingkungan kerja yang hierarkis, di mana dinamika kekuasaan sangat berpengaruh, menolak permintaan atasan bisa terasa menakutkan. Kekhawatiran akan dampaknya, seperti pembalasan, evaluasi kinerja yang buruk, atau kehilangan peluang karier, membuat banyak orang memilih untuk menyetujui permintaan meskipun merasa keberatan.
  • Sifat perfeksionis sering kali membuat seseorang kesulitan dalam menetapkan batasan. Karyawan yang memiliki kecenderungan perfeksionis cenderung merasa bahwa mereka harus menangani setiap tugas sendiri demi memastikan hasil yang sempurna. Rasa bersalah karena mendelegasikan pekerjaan atau menolak tugas tambahan sering muncul, bahkan saat beban kerja mereka sudah berlebihan.

Dr. Thomas mengilustrasikan ketakutan ini dengan sebuah contoh: Seorang karyawan yang sudah dibebani banyak tenggat waktu, mungkin enggan menolak permintaan tambahan dari atasannya karena khawatir dianggap tidak kompeten atau tidak bisa diandalkan.

Akibatnya, kualitas pekerjaan bisa menurun dan tingkat stres meningkat, yang pada akhirnya berdampak negatif pada kinerja jangka panjang dan kesehatan mental mereka.

Cara Bersikap Tegas di Tempat Kerja

Ilustrasi berinteraksi dengan rekan kerja. (Freepik/@Lifestylememory)

Menunjukkan ketegasan di tempat kerja sangatlah penting, namun perlu dibedakan dari sikap agresif.

Dengan menolak permintaan secara sopan, kamu dapat menetapkan batasan yang mendukung kesejahteraan pribadi.

Terlalu sering mengatakan "iya" bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisikmu.

Oleh karena itu, menolak permintaan dalam lingkungan kerja sebaiknya dilakukan dengan nada yang sopan dan profesional.

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja: Cegah Stres dan Tetap Produktif

Dr. Thomas membagikan beberapa strategi berikut untuk bersikap tegas di tempat kerja tanpa merusak hubungan profesional:

  • Akui permintaan: Mulailah dengan mengungkapkan pengertian dan penghargaan atas permintaan tersebut. Ini menunjukkan bahwa kamu bersikap hormat dan profesional walaupun menolak tugas tersebut.
  • Berikan penjelasan yang jelas: Jelaskan dengan bijak alasan mengapa kamu tidak bisa memenuhi permintaan tersebut. Pastikan penjelasan tersebut faktual dan profesional, tanpa meminta maaf berlebihan atau membuat alasan.
  • Usulkan solusi atau alternatif: Menyajikan kompromi bantuan untuk menjaga niat baik sekaligus menetapkan batasan. Sarankan penyesuaian tenggat waktu atau pembagian ulang tugas kalau memungkinkan.
  • Tentukan batasan dengan tegas: Jelaskan beban kerja dan ketersediaanmu secara transparan untuk menghindari kesalahpahaman di kemudian hari. Sampaikan jam kerjamu dengan jelas dan pastikan bahwa kamu berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas tinggi dalam batasan tersebut.
  • Tunjukkan ketegasan tanpa kesan agresif: Gunakan nada bicara yang percaya diri namun tetap ramah. Fokuskan pembicaraan pada kapasitas kerjamu, bukan pada ketidaknyamanan pribadi, untuk menjaga profesionalisme.

Dr Thomas menyimpulkan bahwa berhenti berusaha menyenangkan semua orang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan mental, seperti mengurangi stres dan meningkatkan konsentrasi.

Karyawan yang mampu bersikap tegas akan memiliki kendali lebih besar atas beban kerja mereka, sehingga dapat mencegah kelelahan.

Sebagai contoh, seorang karyawan yang menetapkan jam kerja dengan tegas dan menolak permintaan mendadak di luar jam kerja akan merasa lebih terorganisir, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Hindustantimes.com