Ilustrasi anak dimarahi oleh orang tuanya.
INDOZONE.ID - Pola pikir bahwa orang tua selalu benar dan berada di atas anak adalah fenomena yang telah berlangsung lama dan bisa dijelaskan melalui beberapa perspektif budaya, psikologis, dan sosial.
Dikutip dari beberapa situs kesehatan psikologi Amerika Serikat, berikut beberapa alasan mengapa pola pikir ini masih sering ditemukan pada orang tua Gen Z:
Norma Sosial: banyak budaya termasuk di Indonesia, mengajarkan bahwa orang tua harus diikuti dan dihormati tanpa pertanyaan yang didasarkan pada keyakinan bahwa orang tua memiliki lebih banyak pengalaman hidup.
Hierarki Keluarga: dalam budaya tradisional, struktur keluarga hierarkis sangat kuat, dimana anak-anak harus tunduk dengan orang tua.
Baca Juga: Momen Haru Anak Berikan Hadiah Umroh untuk Orang Tua, Bikin Netizen Mewek
Baca Juga: Melawan Batas: Kisah Moses Patibang, Anak Petani Toraja yang Kuliah Gratis di UGM
Ilustrasi orang tua bermain dengan anaknya saat long weekend
Perbedaan Nilai : setiap generasi memiliki pandangan dan nilai yang berbeda dimana generasi Z tumbuh dengan teknologi informasi yang berbeda dari generasi sebelumnya, menyebabkan adanya perbedaan pandangan.
Adaptasi Teknologi : generasi Z lebih terpapar dengan perkembangan teknologi sehingga dengan lebih mudah menerima ide-ide baru atau pandangan yang terbuka dan berbeda dari orang tua mereka.
Kebutuhan Anak untuk Dipahami: anak-anak termasuk generasi Z seringkali ingin dipahami dan didengar oleh orang tua mereka. Jika pandangan dan perasaan mereka terabaikan, mereka mungkin merasa frustasi.
Perlu adanya pendekatan yang seimbang antara dinamika orang tua dan anak generasi Z dengan memahami perspektif masing-masing pihak, serta membangun komunikasi yang sehat.
Berikut beberapa cara untuk mengatur dan memperbaiki hubungan tersebut:
Orang tua perlu mendengarkan anak-anak mereka dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi. Hal ini dapat membantu anak merasa dihargai dan dipahami. Di samping itu, anak-anak juga perlu berbicara kepada orang tua mereka dengan hormat, mengungkapkan perasaan dan pandangan tanpa menyerang atau menyalahkan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Psychology Today