Johannes menekankan, setiap perusahaan penyewa yang dalam operasional usaha produksinya menghasilkan emisi, wajib mengendalikan emisi. Ini sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Lalu apa saja perangkat teknologi pengendali emisi yang dapat ditemukan di dalam Kawasan Industri IMIP?
Beberapa tenant di kawasan IMIP menggunakan alat pengendalian berupa Flue Gas Desulfurization, antara lain di industri pembangkit listrik dan industri kokas.
SO2 akan terbentuk selama proses pembakaran dan terwujud sebagai gas buang (flue gas). Sulfur trioksida (SO3) juga akan ada jika temperatur pembakaran melebihi 800oC.
Flue Gas Desulfurization merupakan teknologi baru guna mengendalikan emisi SO2 sebelum dilepas ke atmosfer. Prinsip kerjanya, gas buang yang berasal dari proses pembakaran sebelum dibuang melalui cerobong dimasukkan ke dalam mesin Flue Gas Desulfurization.
Selanjutnya, proses pembersihan dalam mesin ini dengan menyemprotkan larutan kapur atau Ca(OH)2. Kemudian pemberian larutan kalsium karbonat akan mengikat kandungan sulfur pada gas buang. Proses ini menghasilkan zat mineral gypsum (CaSO4).
Wet scrubber merupakan alat pengendalian emisi, untuk menghilangkan debu partikulat dan gas pencemar lain yang bersifat asam (selain karbon).
Prinsip kerja alat wet scrubber adalah menghubungkan dan “menangkap” udara yang mengandung partikulat halus menggunakan tetesan cairan.
Zat polutan dalam udara lalu dikendalikan terutama melalui impaksi, difusi, intersepsi, dan/atau penyerapan polutan ke dalam cairan.
Di kawasan IMIP beberapa perusahaan penyewa telah menggunakan alat wet scrubber, yaitu pada industri bidang hidrometalurgi.
Electrostatic precipitator (ESP) adalah alat yang digunakan sebagai penangkap abu (ash collection) untuk mengurangi pencemaran udara yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara (Afrian, Firdaus, & Ervianto, 2015).
ESP menerapkan teknologi pengendali pencemar partikulat yang didasari konsep presipitasi akibat gaya elektrostatik.
ESP sangat efektif sebagai pengendali partikulat yang berukuran kurang dari 10 mikron. Prinsip utama electrostatic precipitator ini menangkap atau mengikat debu yang keluar dari hasil pembakaran dengan memberikan arus listrik bertegangan tinggi di kawat elektroda bermuatan negatif.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Siaran Pers PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)