INDOZONE.ID - Permasalahan penggunaan plastik bukanlah permasalahan yang baru. Hingga kini, masalah pencemaran lingkungan akibat limbah plastik masih sering terjadi.
Sudah banyak negara di dunia ini yang menerapkan berbagai peraturan kepada warganya, untuk mengurangi penggunaan plastik, demi mencegah terjadinya pencemaran yang berkelanjutan.
Di antara negara-negara di dunia, 5 negara ini disebut sebagai negara yang paling berhasil dalam mengurangi penggunaan plastik. Dilansir dari Bevi, berikut adalah 5 negara tersebut:
Baca Juga: Rusak Akibat Gempa Garut, 2 SD Dibangun Ulang dari Batu Bata Plastik
Rwanda secara tegas telah melarang penggunaan kantong plastik sejak tahun 2008. Bahkan, jika kita berkunjung ke negeri ini dengan pesawat, akan ada banyak tulisan larangan untuk penggunaan plastik, dan para petugas bandara akan melakukan pengecekan apakah para pelancong membawa kantong plastik atau tidak.
Sejak larangan penggunan plastik diresmikan, Rwanda kemudian berupaya untuk menghilangkan seluruh plastik sekali pakai.
Dan yang patut diacungi jempol, warga di Rwanda juga menyambut baik peraturan ini, sehingga terciptalah kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintah dalam rangka mengurangi penggunaan plastik.
Kebijakan ini pun membuahkan hasil dengan diberikannya penghargaan kota terbersih se-Afrika untuk ibu kota negeri ini, Kigali.
Di Jerman, tingkat daur ulang sampahnya merupakan yang tertinggi di eropa, yaitu sebesar 67 persen. Penyebabnya tingginya tingkat daur ulang di Jerman yaitu karena adanya sistem pengembalian deposit (DRS) yang benar-benar dilaksanakan secara serius dan merata ke seluruh daerah di negeri tersebut. Sistem ini disebut Pfandsystem
Pfandsystem dicetuskan pada tahun 2003, dimana keberjalanan sistem ini yaitu dengan memberi insentif pada kegiatan daur ulang, dengan cara menawarkan pengembalian uang dalam jumlah kecil untuk pengembalian botol dan kaleng sesuai dengan tempat yang telah ditentukan.
Tentu, sistem ini akan terasa sangat menyenangkan, dan dibuktikan dengan antusiasme warga dalam menjalani sistem daur ulang ini, dimana total pengembalian mencapai angka 98,4 persen!
Selain sistem tersebut, di Jerman juga dicetuskan Undang-Undang Pengemasan Jerman (VerpackG) sejak tahun 2019. UU tersebut berisi tentang target pengurangan pengemasan berlebihan.
Swedia telah menerapkan teknologi WTE, yaitu mengubah sampah menjadi energi, sejak pertengahan abad 20.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Bevi.co