Kategori Berita
Media Network
Selasa, 18 FEBRUARI 2025 • 10:01 WIB

Cerita Dea Audia, Korban Ruwetnya Birokrasi Indonesia yang Kabur ke Jerman Malah Dapat Banyak Tunjangan

Saya sempat beberapa kali melamar kerja di Indonesia, dan berakhir tidak lolos karena beberapa syarat tidak masuk akal yang diajukan perusahaan. Salah satunya adalah batasan usia di Indonesia.

Jika kamu memasuki usia 26 tahun, kamu sudah dirasa cukup tua untuk beberapa posisi tertentu. Di Jerman, usia bukan menjadi batasan seseorang untuk bekerja. Bahkan di usia berapapun kita masih bisa mengubah jalur karir kita.

Lansia di sini bahkan masih mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan di restaurant cepat saji seperti Mcd dan KFC. Bidang pekerjaan di Indonesia juga sangat terbatas untuk perempuan, sedangkan di Jerman lebih luas.

Tidak ada pekerjaan yang dianggap rendah di sini. Ditambah, upah yang kita dapatkan di sini jauh lebih manusiawi dibanding Indonesia. Pekerjaan berpenghasilan rendah di Indonesia seperti guru dan perawat, dibayar tinggi di sini.

Alasan terakhir mengapa saya memutuskan kabur dari Indonesia adalah jaminan sosial yang aman. Saya tidak mendapatkan hal ini di Indonesia maupun di negara suami saya, yaitu Turki.

Banyak program pemerintah Jerman yang disalurkan dengan efisien dan tepat sasaran. Meskipun penghasilan kita bisa dipotong sampai hampir 40%, tetapi semua kembali untuk rakyat.

Upah Minimum Jerman Sangat Layak

Biaya hidup di Jerman memang tinggi dan hidup di sini juga terbilang tidak mudah. Tapi, dengan upah minimum Jerman pun saya masih hidup dengan sangat layak.

Ketika saya kehilangan pekerjaan, ada beberapa program pemerintah yang bisa saya manfaatkan untuk keberlanjutan hidup saya di sini. Tawaran programnya pun kebanyakan untuk jangka panjang dan bisa menjadi bekal saya di masa depan.

BACA JUGA: Tagar #KaburAjaDulu Trending di Media Sosial, Apa Maksudnya?

Mendapat Dana Tunjangan di Jerman

Saya juga merasa kehidupan anak-anak saya juga lebih terjamin di Jerman. Pemerintah Jerman menggelontorkan dana tunjangan yang bisa dinikmati semua anak-anak yang tinggal di sini, termasuk imigran seperti kami.

Setiap bulannya anak saya berhak mendapatkan tunjangan sebanyak 255€ per-anak. Tunjangan ini akan dibayarkan sampai usia mereka 18 tahun. Bahkan, jika sampai usia 21 tahun mereka belum mandiri secara finansial, bantuan tersebut masih bisa mereka dapatkan.

Definisi banyak anak banyak rezeki berbanding lurus di sini. Tetapi ingat, tunjangan yang didapatkan anak kita harus dinikmati oleh mereka. Saya sendiri menyimpan sebagian uang tunjangan yang mereka dapatkan setiap bulannya. Sebagian lagi saya gunakan untuk kebutuhan rutin mereka.

Kesenjangan sosial yang kontras di Indonesia akhirnya melahirkan beberapa masalah baru yang sulit diperbaiki. Hal tersebut yang akhirnya melahirkan banyak kejahatan baru dan memberikan rasa tidak aman bagi sebagian masyarakatnya. Setidaknya, saya merasa aman ketika pulang malam hari di Jerman tanpa harus takut dibegal di jalan seperti yang sering saya rasakan di Indonesia.

Tidak ada negara yang sempurna. Jerman juga memiliki beberapa sisi gelap. Tetapi sejauh ini, Jerman menjadi negara ideal untuk saya dan keluarga. Standar ideal saya dan orang lain tentu berbeda-beda. Sudut pandang dan kebutuhan setiap orang juga berbeda-beda.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Cerita Dea Audia, Korban Ruwetnya Birokrasi Indonesia yang Kabur ke Jerman Malah Dapat Banyak Tunjangan

Link berhasil disalin!