Kondisi ini dapat bertahan selama 20 tahun dan penularan sifilis pada tahap ini jarang terjadi.
Sebanyak 20 persen kasus sifilis laten yang tak diobati bisa menjadi tahap terakhir, yaitu tahap sifilis tersier.
Baca Juga: Penyakit Sifilis dan Dampaknya pada Kesehatan Seksual yang #KAMUHARUSTAU
Pada tahap ini, infeksi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius. Kerusakan kesehatan berkembang secara bertahap dan dapat menyebabkan:
Sifilis dapat ditularkan kepada bayi melalui plasenta atau saat proses kelahiran dari ibu yang mengidap sifilis, suatu kondisi yang disebut sebagai sifilis kongenital.
Meskipun sebagian besar bayi dengan sifilis kongenital tidak menunjukkan gejala, beberapa bayi lainnya mungkin mengalami ruam pada telapak tangan dan kaki.
Kemudian, ketika bayi tersebut tumbuh lebih besar, gejala lainnya mungkin muncul, seperti tuli, kelainan gigi, dan hidung.
Di samping itu, ibu hamil yang mengidap sifilis memiliki risiko melahirkan prematur, mengalami kematian janin, atau melahirkan bayi yang sudah meninggal.
Ilustrasi Penderita Sifilis (Freepik.com @ArtPhoto_studio)
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tanpa perawatan yang tepat, sifilis dapat menimbulkan kerusakan pada tubuh.
Selain itu, sifilis juga dapat meningkatkan risiko terkena infeksi HIV dan masalah kehamilan.
Saat mencapai tahap tersier, perawatan dapat mencegah kerusakan yang lebih serius, namun tidak dapat memperbaiki kerusakan organ yang sudah terjadi.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi setelah sifilis mencapai tahap tersier adalah:
Penting untuk tidak menunda perawatan setelah munculnya komplikasi, segera berkonsultasi dengan dokter jika kamu atau pasangan kamu mengalami gejala sifilis.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Mayo Clinic