Pada tahun 2000, organisasi dalam UNAIDS, Program Gabungan PBB tentang HIV dan AIDS, bernegosiasi dengan perusahaan farmasi untuk membuat obat HIV lebih terjangkau bagi negara-negara berkembang.
Pada tahun 2002, FDA menyetujui tes HIV cepat pertama yang memberikan hasil dalam waktu 20 menit dengan akurasi 99,6%.
Baca Juga: Waspada Jalur Penularan HIV/AIDS, Jangan Suka Gonta-ganti Pasangan Sembarangan!
FDA adalah singkatan dari Food and Drug Administration, sebuah lembaga di Amerika Serikat yang mengawasi keamanan makanan, obat-obatan, dan produk kesehatan.
Dekade 2000-an juga menyaksikan peningkatan pendanaan dan dukungan untuk penelitian dan pengobatan AIDS.
Pada tahun 2008, WHO mengumumkan bahwa jumlah kasus HIV yang diketahui telah stabil. Pada tahun 2009, FDA menyetujui obat HIV ke-100.
Perkembang HIV dan AIDS saat ini dengan ilustrasi pita merah. (freepik.com)
Penelitian untuk vaksin pencegahan HIV masih terus berlangsung. Pada tahun 2012, FDA menyetujui PrEP, obat pencegahan HIV untuk orang yang berisiko tinggi tertular HIV.
Pada tahun 2015, CDC mengumumkan bahwa dengan diagnosa dan pengobatan yang tepat, sekitar 90% dari infeksi HIV baru di AS bisa dicegah.
Dalam hal ini CDC adalah singkatan dari Centers for Disease Control and Prevention, sebuah lembaga kesehatan masyarakat di Amerika Serikat yang berfokus pada pencegahan dan pengendalian penyakit.
Pada tahun 2017, CDC dan beberapa organisasi lain mendukung inisiatif Undetectable = Untransmittable, yang berarti orang yang menjalani pengobatan HIV dan memiliki jumlah virus yang sangat rendah di tubuhnya tidak dapat menularkan HIV.
Ribuan orang ikut serta dalam uji coba untuk mengembangkan vaksin pencegahan HIV ini.
Demikian beberapa penjelasan mengenai sejarah singkat HIV dan AIDS serta perkembangannya.
Kemajuan dalam pengobatan HIV telah membuat kondisi ini dapat ditangani dengan pengobatan rutin, dan harapan penggunaan vaksin pencegahan akan semakin dekat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Medicalnewstoday.com