Kejang Motorik
Empat jenis kejang motorik generalisata meliputi:
1. Kejang Atonik, yakni kehilangan tonus otot secara tiba-tiba, kadang disebut serangan jatuh.
2. Kejang Mioklonik, yakni kontraksi otot yang tiba-tiba dan mengejutkan, mempengaruhi satu atau lebih anggota tubuh.
3. Kejang Tonik, yakni kekakuan pada tubuh atau anggota tubuh, dapat terjadi saat terjaga atau tidur.
4. Kejang Tonik-Klonik, yakni kehilangan kesadaran, kekakuan otot, dan guncangan tak terkendali pada anggota tubuh. Kejang ini biasanya dimulai di kedua sisi otak.
Spasme infantil adalah jenis kejang yang didiagnosis pada tahun pertama kehidupan bayi. Biasanya dimulai dengan spasme cepat yang melibatkan gerakan kepala ke bawah.
Seiring waktu, ini bisa berkembang menjadi kelompok spasme di mana lengan atau kaki anak tiba-tiba naik atau lurus.
Spasme infantil adalah kondisi darurat medis yang memerlukan perawatan segera untuk mengurangi risiko masalah jangka panjang.
Status epileptikus adalah kondisi darurat medis yang melibatkan kejang-kejang lebih dari lima menit. Jika berlangsung lebih dari 30 menit, dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.
Anak-anak yang didiagnosis dengan status epileptikus perlu memiliki obat "penyelamat" yang siap digunakan kapan saja.
Kejang demam terjadi pada anak-anak usia enam bulan hingga lima tahun, dalam 24 jam sebelum atau setelah demam.
Kejang motorik ini melibatkan guncangan, yang akan berhenti seiring bertambahnya usia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cincinnatichildrens.org