Ilustrasi ibu sedang menyusui serta mitos dan fakta dibaliknya. (freepik.com)
INDOZONE.ID - Melahirkan merupakan sebuah momen yang sangat berharga dan sangat dinanti-nanti bagi seorang baik Ibu maupun Ayah. Terlebih, jika ASI pertama kali keluar dengan lancar.
Namun, jika ASI tidak keluar bisa menghancurkan momen bahagia sang Ibu, bahkan sebagian merasa gagal karena tidak bisa menyusui langsung. Sebenarnya, hal yang wajar jika ASI tidak langsung keluar setelah melahirkan.
Banyak berbagai macam cara metode untuk merangsang ASI agar keluar. Intinya, tidak ada Ibu yang gagal! Terus belajar untuk merangsang ASI agar bisa keluar.
Baca Juga: Rahasia Dibalik Keajaiban ASI untuk Bayi dan Ibu, Apa Saja?
Faktanya, payudara mempersiapkan diri untuk laktasi itu sejak masa pubertas, loh. Dan selama kehamilan, kadar hormon meningkat yang menyebabkan jaringan payudara meningkat, kemudian meningkatkan produksi tahap awal ASI yang biasa disebut kolostrum.
Bayi baru lahir biasanya lebih banyak tidur, dan cukup hanya dengan sedikit kolostrum. Kolostrum merupakan "cairan emas" bagi bayi baru lahir karena kepadatannya yang tinggi dalam nutrisi dan antibodi penting.
ASI diproduksi dengan rangsangan, yaitu terus memompanya atau menyusui untuk memberi sinyal ke tubuh agar terus memproduksi ASI.
Ilustrasi ibu menyusui. (freepik.com)
Baca Juga: Bagaimana Cara Meningkatkan Produksi ASI? Ini Tekniknya
ASI yang keluar sedikit setelah melahirkan ataupun yang tidak langsung keluar itu merupakan hal yang normal. Ada berbagai macam keadaan penyebabnya ASI tidak keluar, dan penyebab ini bisa berbeda-beda tergantung kondisi masing-masing.
Diantara penyebab umumnya seperti:
Berbagai ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan tidak adanya produksi ASI setelah melahirkan. Mengatasi ketidakseimbangan hormon ini dapat membantu meningkatkan produksi ASI .
Wanita yang menderita diabetes biasanya memiliki produksi ASI yang lebih sedikit. Oleh karena itu, penting untuk memastikan diabetes kamu terkontrol dengan baik selama kehamilan dan setelah melahirkan.
Ini akan membantu memastikan bahwa kondisi tersebut tidak akan berdampak negatif lebih lanjut pada produksi ASI.
Kelenjar pituitari berperan penting dalam laktasi karena bertanggung jawab untuk melepaskan hormon prolaktin yang membantu merangsang produksi ASI.
Hipopituitarisme adalah kelainan kelenjar pituitari yang dapat mengakibatkan kekurangan produksi prolaktin, yang menyebabkan tidak adanya pasokan ASI setelah melahirkan.
Terapi penggantian hormon adalah cara yang paling umum untuk mengatasi masalah ini.
Kelenjar tiroid juga berperan penting dalam laktasi, karena mengeluarkan hormon yang mengatur produksi prolaktin. Jika kelenjar tiroid wanita tidak berfungsi dengan baik, hal ini akan berdampak negatif pada produksi ASI.
Memeriksa kadar tiroid secara teratur selama kehamilan adalah cara yang baik untuk memastikan hal ini tidak terjadi.
Baca Juga: 10 Fakta Mengejutkan Tentang ASI, Salah Satunya Dapat Membunuh Sel Kanker
Menthol, peppermint, sage, peterseli, melati, dan herba lainnya terbukti berdampak negatif pada produksi ASI.
Obat-obatan seperti pil KB dan bahkan sudafed juga dikaitkan dengan rendahnya produksi ASI. Berhati-hatilah untuk membatasi asupan suplemen dan obat-obatan ini, terutama saat hamil.
Ilustrasi ibu menyusui. (freepik.com)
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) umum terjadi pada populasi wanita , dan merupakan sesuatu yang harus dipantau secara ketat. PCOS dan kista ovarium menyebabkan peningkatan hormon androgen yang dapat mengganggu produksi prolaktin.
Diagnosis dan pengobatan dini dapat mengurangi kemungkinan efek negatif jangka panjang pada produksi ASI.
Wanita yang kelebihan berat badan memiliki respons prolaktin yang lebih rendah saat menyusui atau memompa ASI yang dapat mengakibatkan produksi ASI yang lebih rendah.
Ini berarti bahwa wanita yang obesitas berisiko tidak mengalami proses laktasi sama sekali.
Baca Juga: 5 Makanan yang Perlu Dihindari saat Menyusui, Bisa Berdampak Buruk untuk Kandungan Asi!
Selama beberapa minggu pertama setelah melahirkan, stres dan kecemasan terbukti menjadi salah satu alasan utama mengapa ibu mengalami sedikit atau bahkan tidak ada produksi ASI.
Mencari bantuan melalui penyedia layanan kesehatan atau terapis merupakan langkah awal yang baik untuk membantu mengatasi perasaan negatif tersebut.
Memijat kedua payudara sebelum memompa atau menyusui membantu merangsang produksi ASI dan meningkatkan pasokan ASI.
Lakukan gerakan memutar perlahan dengan ujung jari , mulai dari bagian atas payudara dan bergerak ke arah luar. Fokuslah untuk rileks.
Menggunakan pompa paling kuat yang dibuat dengan motor tahan lama yang memompa susu secara efektif dan efisien. Pompa ini adalah pilihan yang sangat cocok untuk ibu yang memiliki persediaan ASI rendah.
Membuat jadwal pemompaan yang teratur dan sering akan mengirimkan sinyal ke tubuh bahwa ASI sangat dibutuhkan.
Ingatlah bahwa produksi ASI bergantung pada pasokan dan permintaan, jadi jika jadwal pemompaan jarang dilakukan, semakin kecil kemungkinan produksi ASI akan meningkat.
Kita tahu bahwa stres dan dehidrasi dapat berdampak negatif pada produksi ASI . Karena itu, penting untuk memastikan seorang Ibu tetap terhidrasi dan cukup istirahat.
Bekerjasama dengan pasangan adalah hal baik untuk membuat rencana menyusui yang memungkinkan seorang Ibu beristirahat cikup setiap malam.
Para ibu memang sibuk, tetapi merawat diri sendiri adalah salah satu cara terbaik untuk merangsang produksi ASI.
Menghangatkan payudara dengan lembut sebelum memerah ASI dapat merangsang periode "let down", yang dapat meningkatkan aliran ASI selama menyusui.
Sensasi hangat ini ditujukan untuk merelaksasi tubuh, karena periode let down tidak mungkin terjadi jika kondisi sedang tegang atau cemas.
Semoga ini bermanfaat dan bisa membantu kalian para Ibu yang sedang berjuang memproduksi ASI untuk sang buah hati.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: One Willow