Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran akan munculnya pandangan bahwa negara terlalu ikut campur dalam kehidupan masyarakat.
Perdana Menteri Sir Keir Starmer menyadari adanya kritik ini, tetapi menyatakan kesiapannya untuk bersikap tegas demi melindungi kesehatan masyarakat.
Selain larangan vape sekali pakai, pemerintah juga mempertimbangkan larangan merokok di area terbuka, termasuk di taman dan pub, sebagai bagian dari kebijakan yang lebih luas untuk mengurangi kebiasaan merokok di Inggris.
Ilustrasi vape sekali pakai. (freepik.com)
Vape sekali pakai saat ini memiliki harga jual antara £3 hingga £10 (Rp61 ribu – Rp169 ribu), dengan industri vape bernilai sekitar £2,8 miliar (Rp47 triliun) di Inggris.
Meskipun larangan ini dapat berdampak pada industri tersebut, mantan Perdana Menteri Rishi Sunak telah lama mendukung kebijakan ini setelah data menunjukkan peningkatan drastis pada penggunaan vape di kalangan anak-anak.
Partai Buruh juga mulai mempertimbangkan kebijakan ini dengan serius, terutama setelah kemenangan besar mereka pada bulan Juli, meskipun tidak secara eksplisit memasukkannya ke dalam manifesto pemilu.
Larangan vape sekali pakai adalah bagian dari upaya Inggris untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi muda dan menjaga kelestarian lingkungan.
Kebijakan ini diharapkan dapat membawa perubahan besar dalam pola konsumsi masyarakat serta mengurangi angka perokok di masa depan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Thesun.co.uk