Ilustrasi makanan dan minuman manis.
Kelebihan gula dalam darah dapat merusak fungsi insulin dan memicu resistensi insulin. Jika kondisi ini terus terjadi, bisa menyebabkan Diabetes Melitus tipe 2.
Makanan dan minuman manis yang tersisa di mulut akan dicerna oleh bakteri, yang kemudian menghasilkan asam.
Asam ini bisa mengikis lapisan enamel gigi, menyebabkan karies atau gigi berlubang.
Fruktosa, yang merupakan salah satu jenis gula, akan dipecah di hati.
Asupan fruktosa yang berlebih dapat menyebabkan penumpukan lemak pada hati dan akhirnya berkembang menjadi penyakit hati berlemak (NAFLD).
Baca Juga: Begini Cara Penyajian Nasi Putih yang Aman untuk Kadar Gula Darah
Kelebihan gula dapat menyebabkan kulit cepat menua. Molekul gula akan menempel pada protein kulit, mengurangi elastisitas dan kekenyalan kulit.
Konsumsi gula berlebihan berisiko meningkatkan peradangan, obesitas, dan potensi terkena kanker, seperti kanker payudara, kanker usus, dan kanker pankreas.
Gula berlebih yang berujung pada diabetes melitus bisa mempengaruhi fungsi ginjal. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal, bahkan gagal ginjal, yang menyebabkan semakin banyaknya orang yang perlu cuci darah, bahkan di usia muda.
Ada berbagai cara mencegah konsumsi gula berlebihan agar membuat tubuh lebih sehat, beberapa di antaranya kamu mengurangi mengonsumsi makanan atau minuman manis serta atur pola makan. Mari kita bahas:
Selalu periksa label informasi nilai gizi pada kemasan makanan dan minuman. Ini akan memberi tahu kamu berapa banyak kandungan gula dalam satu sajian.
Waspadai gula tambahan yang sering disebut dengan istilah berbeda seperti fruktosa, gula tebu, atau sirup jagung.
Baca Juga: 5 Manfaat dan Efek Samping Minum Kopi Pahit Tanpa Gula Setiap Hari
Pilih produk yang tidak mengandung pemanis tambahan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Kemenkes