Ilustrasi orang menderita GERD.
INDOZONE.ID - Penyakit refluks gastroesofageal atau GERD, adalah penyakit gastrointestinal atas kronik, di mana isi lambung terus-menerus secara teratur mengalir ke esofagus, sehingga mengakibatkan gejala dan/atau komplikasi.
GERD terjadi ketika asam lambung atau terkadang isi lambung, naik kembali ke esofagus (refluks) sehingga seseorang akan mengalami panas dada seperti terbakar dan mulut terasa pahit.
Akibat naiknya asam lambung maka akan mengiritasi dan membakar esofagus atau kerongkongan, sehingga menimbulkan rasa panas pada dada (heartburn) sampai bagian dalam leher bahkan tenggorokan.
Gangguan GERD terjadi pada siapa pun, baik anak-anak, remaja, dewasa bahkan lansia.
Resiko tinggi gangguan gerd pada generasi muda termasuk generasi z, terjadi karena gaya hidup dan pola makan yang tidak teratur, kebiasaan makanan pedas, asam, serta minuman bersoda atau kopi.
Baca Juga: Waspada! Gerd Bisa Jadi Awal Risiko Munculnya Barrett's Esophagus
Disamping itu, makan berlebihan tanpa olahraga akan mengakibatkan obisitas yang akan memicu gangguan GERD.
Selain itu, stres karena tekanan akademik, sosial, dan pekerjaan, bersamaan dengan pola tidur yang tidak teratur, akan beresiko besar memicu munculnya GERD.
Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini akan menyebabkan komplikasi serius seperti peradangan esofagus (esofagtis), penyempitan esofagus (striktur), dan barrett's esofagus, yang berpotensi kanker.
Salah satu cara menghindari gangguan GERD adalah modifikasi gaya hidup dengan cara perubahan pola makan, menghindari tekanan stress dengan cara olahraga, meditasi atau melakukan hobi yang disukai.
Baca Juga: Mengenal Refluks Asam Lambung (GERD): Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatannya
Minum air putih yang cukup, juga penting untuk membantu pencernaan.
Jika kamu sudah mempunyai gejala gangguan GERD seperti rasa dada terbakar, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan lebih lanjut.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Mayo Clinic