Kategori Berita
Media Network
Minggu, 02 FEBRUARI 2025 • 18:00 WIB

5 Faktor yang Membuat Stroke Semakin Berbahaya, Apa Saja?

Dr. Khanna menjelaskan bahwa kondisi medis tertentu seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, fibrilasi atrium, dan sleep apnea obstruktif dapat memperburuk keparahan stroke. Selain itu, riwayat penyakit jantung dan stroke sebelumnya juga dapat meningkatkan risiko komplikasi.

Berikut adalah beberapa faktor risiko utama yang dapat memperparah dampak stroke:

1. Usia

Menurut Dr. Khanna, semakin tua seseorang, semakin besar kemungkinan mengalami stroke yang lebih parah. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya elastisitas pembuluh darah serta adanya penyakit penyerta. Sekitar 75% kasus stroke terjadi pada individu berusia 65 tahun ke atas. Bahkan, risiko stroke diperkirakan meningkat dua kali lipat setiap dekade setelah usia 55 tahun.

2. Jenis Kelamin

Asosiasi Stroke Amerika (ASA) mencatat bahwa stroke adalah penyebab kematian ketiga pada wanita dan membunuh lebih banyak wanita dibanding pria. Risiko ini meningkat karena faktor-faktor unik yang dimiliki wanita, seperti tekanan darah tinggi selama kehamilan dan penggunaan kontrasepsi tertentu, terutama jika disertai kebiasaan merokok.

Dr. Khanna juga menambahkan bahwa wanita cenderung mengalami stroke yang lebih parah dibanding pria. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan hormon, harapan hidup yang lebih panjang, serta keterlambatan dalam mengenali gejala stroke.

3. Riwayat Penyakit Jantung

Individu dengan riwayat penyakit jantung memiliki risiko lebih tinggi mengalami stroke yang lebih parah. Dr. Khanna menjelaskan bahwa kondisi seperti fibrilasi atrium, gagal jantung, atau penyakit arteri koroner (CAD) dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran darah ke otak. Selain itu, kesehatan pembuluh darah yang sudah terganggu membuat proses pemulihan menjadi lebih sulit.

4. Gaya Hidup Tidak Sehat

Faktor gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, serta pola makan tinggi garam dan lemak jenuh dapat meningkatkan risiko stroke.

CDC juga mencatat bahwa kurangnya aktivitas fisik dapat memicu kondisi lain seperti obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes yang semuanya berkontribusi pada peningkatan risiko stroke. Selain itu, stres kronis dan pola tidur yang buruk juga dapat memperburuk kondisi ini.

5. Penanganan yang Terlambat

Salah satu hal terpenting dalam menangani stroke adalah kecepatan dalam mendapatkan pertolongan medis. Dr. Khanna menegaskan bahwa penanganan yang terlambat dapat menyebabkan kerusakan otak lebih lanjut, kecacatan permanen, atau bahkan kematian.

Intervensi dini dengan obat penghancur gumpalan darah atau prosedur trombektomi mekanis dalam beberapa jam pertama dapat mengurangi kerusakan otak dan meningkatkan peluang pemulihan.

Asosiasi Stroke Amerika (ASA) merekomendasikan penggunaan akronim F.A.S.T. untuk mengenali tanda-tanda stroke dengan cepat:

- F = Face Drooping (Wajah Menurun)

Apakah salah satu sisi wajah tampak turun atau mati rasa? Minta orang tersebut tersenyum dan lihat apakah senyumnya tidak simetris.

- A = Arm Weakness (Kelemahan Lengan)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Onlymyhealth.com

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

5 Faktor yang Membuat Stroke Semakin Berbahaya, Apa Saja?

Link berhasil disalin!