INDOZONE.ID - Demensia adalah istilah yang menggambarkan penurunan kemampuan otak dalam proses berpikir, belajar dan memahami atau penurunan kemampuan kognitif yang dapat terjadi pada siapa saja.
Salah satu penyebab demensia adalah Alzheimer. Penyebab lainnya seperti demensia vaskular (akibat gangguan pembuluh darah otak), demensia lewy body (akibat endapat protein di sel saraf otak) dan demensia frontotemporal (yang mempengaruhi area otak di bagian depan).
Alzheimer adalah penyakit degeneratif – penyakit yang memburuk seiring waktu – yang menyebabkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir hingga perubahan perilaku.
Azheimer diduga terjadi karena penumpukan protein beracun di otak, yang kemudian menggumpal dan menyulitkan otak bekerja dengan baik.
Baca Juga: Manfaat Makan Bersama: Solusi Emosional di Tengah Dunia yang Terpisah
Otak terus berjuang mengatasi penumpukan protein yang menggumpal tersebut hingga gejala demensia akhirnya berkembang.
Alzheimer menempati urutan ke-7 sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia. Di Inggris sekitar 944 ribu orang mengalami demensia, sementara di Amerika Serikat sekitar tujuh juta.
Tahun 2022 data dari Alzheimer’s Research UK menemukan 74 ribu orang meninggal akibat demensia.
Salah satu hal yang dapat dilakukan demi menghindari penyakit Alzheimer adalah melakukan aktivitas fisik. Para ahli menyarankan agar melakukan aktivitas fisik setidaknya 150 menit selama seminggu.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Kanker Payudara yang Mudah Dilakuin, Cewek-cewek Wajib Tahu!
Akan tetapi penelitian terbaru dari Vanderbilt University Medical Center di Nashville menunjukkan bahwa aktivitas fisik tidak membantu mencegah Alzheimer.
Hal ini terjadi pada orang yang sering duduk dan berbaring dalam jangka waktu yang lama.
Pada penelitian yang yang diterbitkan di Alzheimer’s & Dementia: The Journal of the Alzheimar’s Association menemukan bahwa sebanyak apa pun olahraga yang dilakukan, jika seseorang duduk dan berbaring dalam waktu yang lama setiap hari maka akan tetap mengalami penyusutan otak yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer.
Duduk dan berrbaring terlalu lama juga menyebabkan pengurangan besar pada ukuran hipokamus seseorang, yakni bagian otak yang berperan penting dalam mengingat dan melakukan aktivitas pembelajaran.
Penulis utama penelitian tersebut, Dr Marissa Gogniat menyatakan pentingnya menghindari duduk terlalu lama.
“Minimalkan waktu yang dihabiskan untuk duduk, bahkan jika Anda berolahraga setiap hari,” katanya seperti dilansir Daily Mail.
Senada dengan itu, rekan penulisnya, Profesor Angela Jefferson menambahkan pentingnya mengurangi duduk khususnya dikalangan orang dewasa demi mengurangi risiko penyakit Alzheimer.
“Sangat penting bagi kesehatan otak kita untuk beristirahat dari duduk sepanjang hari dan bergerak guna meningkatkan waktu aktif kita,” kata pakar neurologi itu.
Meski tidak ada penelitian yang menjelaskan secara pasti bagaimana duduk di waktu yang lama dapat meningkatkan risiko Alzheimer.
Akan tetapi para peneliti beranjak dari teori bahwa tidak bergerak dalam waktu yang lama akan mengganggu aliran darah sehat ke otak.
Sehingga dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan perubahan struktur pada organ-organ yang menyebabkan Alzheimer.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Daily Mail UK