Sering merasa marah, mudah tersinggung terhadap orang terdekat, atau cepat merasa frustrasi karena hal-hal sepele, bisa menjadi indikasi adanya gangguan emosional.
Perasaan jengkel yang terus-menerus kerap menjadi gejala awal dari stres, kecemasan, atau gangguan suasana hati.
Perubahan drastis dalam nafsu makan, seperti makan berlebihan atau kehilangan selera makan, seringkali merupakan tanda adanya masalah kesehatan mental.
Mengonsumsi makanan untuk menenangkan diri atau melewatkan waktu makan karena faktor emosional, juga dapat menjadi indikator adanya kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi.
Walaupun menarik diri dari keadaan sosial adalah indikator depresi yang paling umum, bahkan tindakan kecil, seperti menghindari panggilan telepon atau lebih sering membatalkan rencana, bisa mengindikasikan adanya masalah kesehatan mental.
Dr. Nayar menegaskan bahwa ada perbedaan antara menjaga jarak dan menjauh dari orang lain, dan seseorang harus bisa membedakan keduanya.
Kesulitan berkonsentrasi, sering lupa, atau mengalami hambatan dalam mengingat informasi, bisa jadi tanda adanya kecemasan, depresi, atau kelelahan yang mulai berkembang.
Masalah kesehatan mental seringkali berdampak pada fungsi kognitif dalam cara yang tidak selalu disadari.
Ilustrasi membangun kesehatan mental yang lebih baik.
Dr. Nayar menyarankan untuk tidak menganggap remeh kalau kamu melihat tanda-tanda ini pada diri kamu atau orang-orang yang kamu cintai.
Baca Juga: Korban Bullying Dapat Pelayanan Pemulihan Mental di Layanan 'Polania' Puskesmas Kecamatan Kalideres
Berikut ini beberapa hal yang bisa kamu lakukan:
Kesehatan mental sama halnya dengan kesehatan fisik dan penting untuk menyelaraskan keduanya.
Dengan memperhatikan tanda-tanda memburuknya kesehatan mental, kamu dapat mengambil tindakan pencegahan terhadap kerusakan yang mungkin terjadi pada kesehatan mental.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Onlymyhealth.com