Minggu, 22 JUNI 2025 • 13:10 WIB

Catat! Begini Cara Pulih dari ‘Hangover’ Migrain

Author

Ilustrasi orang menderita migrain. (Freepik)

INDOZONE.ID - Hampir setiap orang pernah mengalami sakit kepala sebelah atau migrain. Penyakit ini pun memiliki kondisi kompleks, yang terdiri atas empat fase berbeda.

Bahkan, masing-masing fase memiliki gejala dan durasi yang khas. Beberapa di antaranya yakni:

  • Prodromal: Gejala peringatan seperti mudah marah, keinginan makan tertentu, dan kelelahan yang bisa berlangsung hingga dua hari.
  • Aura: Gangguan sensorik, terutama visual, seperti kehilangan penglihatan sementara dan sensasi kesemutan, berlangsung hingga satu jam.
  • Fase Nyeri Kepala: Rasa sakit berdenyut, menusuk, atau membakar di kepala yang dapat berlangsung hingga tiga hari, sering disertai mual, muntah, serta sensitivitas terhadap cahaya, suara, dan bau.
  • Postdromal: Fase setelah nyeri kepala mereda, berlangsung hingga dua hari, dengan gejala seperti kelelahan, pusing, dan perubahan suasana hati.

Menurut American Migraine Foundation, sekitar 80 persen penderita migrain mengalami fase postdromal, yang sering disebut sebagai ‘migraine hangover’.

Baca juga: 5 Panduan Atasi Serangan Migrain Secara Cepat di Rumah

Apa Itu ‘Hangover’ Migrain?

Setelah nyeri kepala mereda, sebagian orang memasuki fase postdromal. Gejalanya sering disamakan dengan mabuk alkohol, seperti:

  • Kekakuan di leher atau bahu
  • Kulit kepala terasa sensitif
  • Kesulitan berpikir jernih (brain fog)
  • Pusing
  • Kelemahan tubuh
  • Nyeri otot
  • Perubahan suasana hati, baik euforia maupun depresi

Meskipun biasanya hilang dalam satu hingga dua hari, bagi sebagian orang gejala ini bisa terasa sama beratnya dengan fase nyeri kepala.

Berapa Lama Fase Ini Berlangsung?

Fase postdromal dapat berlangsung hingga 48 jam. Namun, sebuah studi tahun 2016 menemukan, sebagian besar gejala postdromal hilang dalam waktu 6 jam.

Bagaimana Mengobatinya?

Tidak ada obat yang benar-benar menyembuhkan migrain. Namun, beberapa jenis obat dapat membantu, di antaranya:

  • Pereda nyeri: Untuk nyeri tubuh dan ketidaknyamanan di kepala.
  • Triptan: Obat resep untuk gejala migrain berat.
  • Alkaloid ergot: Efektif jika diminum pada awal serangan migrain, tapi berisiko menyebabkan sakit kepala karena penggunaan berlebihan.
  • Blokir reseptor CGRP: Dapat mencegah atau mengurangi keparahan migrain.

Namun, penelitian tahun 2022 menunjukkan, obat yang biasa digunakan untuk menghentikan migrain tidak efektif meredakan gejala postdromal.

Studi tahun 2023 menemukan, pengobatan pada fase awal (prodromal) bisa mengurangi durasi dan intensitas migrain secara keseluruhan, termasuk postdromal.

Jika gejala sudah memasuki fase postdromal, terapi non-obat mungkin lebih membantu daripada pengobatan.

Cara mengatasi migrain (freepik/rawpixel.com)

Tips Mengelola ‘Hangover’ Migrain

Berikut beberapa cara yang bisa membantu mengurangi gejala 'Hangover' migrain atau postdromal:

1. Istirahat Cukup

Berikan waktu bagi tubuh untuk pulih. Kembali ke rutinitas harian secara perlahan. Misalnya, dengan memulai pekerjaan lebih siang atau mengurangi beban tugas.

2. Batasi Paparan Cahaya Terang

Jika sensitif terhadap cahaya, hindari layar gadget dan lampu terang. Sesuaikan kecerahan layar komputer dan beri waktu istirahat untuk mata secara berkala.

3. Cukupi Kebutuhan Nutrisi dan Cairan

  • Tidur 7–9 jam sehari
  • Minum air putih secara cukup, apalagi jika kamu muntah selama migrain
  • Konsumsi makanan bergizi seperti buah, sayur, biji-bijian, dan protein tanpa lemak
  • Jika mual, makanlah makanan hambar terlebih dahulu

4. Hindari Makanan Pemicu Migrain

Beberapa makanan seperti alkohol, kafein, daging asap, keju tua, aspartam, dan MSG bisa memicu migrain.

5. Minta Bantuan

Jangan ragu untuk meminta bantuan. Atasan, rekan kerja, keluarga, atau teman mungkin bisa membantu mengurangi beban tugas atau mengurus anak dan pekerjaan rumah selama masa pemulihan.

6. Konsultasi dengan Dokter

Diskusikan gejala migrain dengan dokter. Jika diperlukan, lakukan terapi pencegahan yang dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas serangan, termasuk fase postdromal.

Baca juga: Catat! Ini 9 Tips Efektif Mengatasi Serangan Migrain di Tempat Kerja

Apa Penyebab Fase Postdromal?

Fase postdromal masih belum sepenuhnya dipahami. Diduga terjadi akibat perubahan diameter pembuluh darah otak selama fase migrain sebelumnya. Protein bernama PACAP (pituitary adenylate-cyclase activating polypeptide) mungkin juga berperan.

Penelitian tahun 2024 menunjukkan, orang yang mengalami fase prodromal atau sering terkena migrain, cenderung juga mengalami postdromal.

Cara Mengurangi Risiko ‘Hangover’ Migrain

Postdromal adalah bagian dari rangkaian fase migrain, dan bukan efek samping. Kondisi tersebut tidak bisa diprediksi siapa yang akan mengalaminya, namun beberapa langkah bisa membantu mencegah atau mengurangi keparahan:

  • Tidur cukup dan teratur
  • Berolahraga secara rutin
  • Konsumsi makanan bergizi secara teratur
  • Kendalikan stres
  • Hindari pemicu yang sudah diketahui

Simpan buku catatan migrain untuk menulis rutinitas harian, dan gejala yang dialami. Ini dapat membantu mengenali pemicu spesifik migrain yang kamu rasakan.

Jika migrain tetap terjadi, langkah-langkah ini bisa meringankan gejala fase berikutnya:

  • Minum cukup air
  • Lakukan peregangan ringan
  • Hindari stimulasi berlebihan

Pemulihan dari migrain bisa memakan waktu. Meski nyeri kepala telah berlalu, gejala lain mungkin bertahan hingga dua hari. Obat-obatan seringkali kurang efektif untuk fase postdromal, namun berbagai strategi manajemen bisa membantu meringankan gejala.

Beristirahatlah secukupnya, dan jangan ragu meminta bantuan. Dukungan dari orang terdekat maupun komunitas penderita migrain, bisa sangat membantu proses pemulihan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Healthline

Author
TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir