Kategori Berita
Media Network
Senin, 18 DESEMBER 2023 • 12:55 WIB

Kisah Na Jubong, Ahjussi Asal Korsel yang Dedikasikan 32 Tahun Hidupnya Untuk Mencari Orang-orang Hilang

Hari itu menjadi momen pertama kali Na Jubong bertemu dengan para orang tua korban. Momen itulah yang menjadi salah satu pemantik tekad Na Jubong untuk ikut berpartisipasi dalam proses pencarian anak-anak yang hilang.

Baca Juga: Bak Kisah Drakor, Mahasiswi Korea Selatan Ceritakan Pengalaman Ditolong oleh Seorang Gangster

Dalam upayanya, Na Jubong rela melakukan apa saja untuk membantu para orang tua korban. Dengan dana pribadi, Na Jubong mencetak lembaran pamflet yang memuat informasi anak-anak yang hilang.

Tak hanya itu, dia juga menyediakan tumpangan hingga tempat menginap gratis untuk para orang tua ketika datang ke Seoul.

Karena terus dibayang-bayangi kekhawatiran, para orang tua korban tak lagi bisa fokus mencari nafkah. Untuk membantu para orang tua tersebut, akhirnya Na Jubong dan istrinya mencoba menggalang dana dengan meletakkan beberapa kotak sumbangan di depan stasiun kereta bawah tanah hingga tak segan-segan ‘mengamen’.

Saat berita penggalangan dana tersebut tersebar luas, Asosiasi Toserba Nasional dan banyak sekolah di Daegu juga berpartisipasi. Dalam serangkaian aksi penggalangan dana tersebut, sebanyak 42 juta won (500 juta rupiah) berhasil dikumpulkan dan diberikan kepada lima keluarga korban.

Mendirikan Organisasi Pencarian Orang Hilang

Pamflet orang-orang hilang. (Naver News)

Banyaknya kasus orang hilang yang menyedihkan dan memprihatinkan semakin mendorong Na Jubong untuk mendirikan sebuah organisasi yang ditujukan guna membantu pencarian orang hilang.

Organisasi bernama “National Organization of Finding Missing Children and Family” ini memiliki sekitar 100 anggota, dimana setengah diantaranya merupakan orang tua dari anak-anak yang hilang.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Novan Alfaridzi, Siswa SD yang Menang Kompetisi Matematika Internasional di Korea

Meski organisasi ini berafiliasi dengan Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan dan menerima dana sekitar 3 juta won (35,9 juta rupiah) setiap tahunnya, Na Jubong mengungkapkan bahwa organisasi yang dipimpinnya tersebut menghadapi kesulitan finansial yang cukup memprihatinkan.

Dana tersebut pada kenyataannya tak cukup untuk memenuhi biaya cetak pamflet informasi orang hilang. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Na Jubong rela mengucurkan dana pribadinya yang juga dibantu oleh sang istri yang sehari-harinya berjualan pakaian.

Meski beroperasi dalam keadaan yang kekurangan, Na Jubong dan rekan-rekannya tetap berpegang teguh pada tujuan mereka untuk menemukan orang-orang yang hilang. Melansir dari Korea JoongAng Daily, Na Jubong mengungkapkan bahwa organisasinya telah membantu sekitar 500 anak untuk bersatu kembali dengan orang tuanya.

Selama periode ujian masuk universitas berlangsung, banyak anak-anak Korea Selatan yang akan mengalami stress karena tekanan belajar semakin tinggi. Bahkan banyak diantara mereka yang nekat meninggalkan rumah. Pada periode tersebut, Na Jubong dan rekan-rekannya sering kali keluar masuk warnet hingga sauna untuk mencari anak-anak yang disangka hilang.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: News Naver, Korea JoongAng Daily

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kisah Na Jubong, Ahjussi Asal Korsel yang Dedikasikan 32 Tahun Hidupnya Untuk Mencari Orang-orang Hilang

Link berhasil disalin!