Kategori Berita
Media Network
Senin, 18 DESEMBER 2023 • 12:55 WIB

Kisah Na Jubong, Ahjussi Asal Korsel yang Dedikasikan 32 Tahun Hidupnya Untuk Mencari Orang-orang Hilang

Baca Juga: Kisah Romantis Mahasiswi Asal Sumedang dan Dosennya: Beda 10 Tahun, Tunangan H-1 Sidang Skripsi

Hari Sibuk saat Masa Kampanye Pemilu Presiden Korea Selatan 2002

Sosok Na Jubong. (Youtube/EBS News)

Pada tahun 2002, Korea Selatan sedang mengadakan pemilihan umum untuk menentukan calon presiden baru. Pada masa itu, Na Jubong meminta semua calon presiden untuk menyertakan foto dan informasi anak-anak yang hilang di bagian belakang pamflet kampanye.

Mengutip dari News Naver, sebanyak 19 juta pamflet kampanye didistribusikan ke seluruh negeri. Dari aksi ini, sejak sore hari tanggal 4 Desember 2002, Na Jubong menerima 40 ribu panggilan telepon dari para warga yang bersaksi melihat anak yang mirip dengan potret orang hilang di pamflet kampanye yang tersebar.

Setelah menerima informasi tersebut, Na Jubong dan rekan-rekannya akan langsung menuju ke tempat dimana anak tersebut terakhir kali terlihat. Biasanya mereka akan mendatangi fasilitas penitipan anak hingga rumah ibadah untuk mencari keberadaan anak tersebut.

Tak hanya mampu menemukan sekitar 200 anak yang hilang, aksi ini juga mampu mencegah aksi penculikan seorang anak. Dimana pada saat itu, seorang penculik yang melihat pamflet kampanye yang dihiasi informasi orang hilang segera mengembalikan anak yang diculiknya.

Berkontribusi dalam Perubahan Undang-Undang

Sosok Na Jubong. (Youtube/EBS News)

Pada masa sebelumnya, semua kasus orang hilang akan dinyatakan kadaluarsa dalam kurun waktu maksimal 10 tahun. Akan tetapi, atas dedikasi dan dorongan organisasi Na Jubong, undang-undang tersebut secara resmi direvisi pada tahun 2005.

Dalam undang-undang yang baru, disebutkan bahwa semua kasus orang hilang tidak akan diberlakukan sistem kadaluarsa, sehingga pihak kepolisian dapat mengerahkan personilnya untuk melakukan pencarian apabila ditemukan suatu petunjuk.

Selain itu, secara tak langsung Na Jubong juga ikut berkontribusi dalam pengimplementasian sistem registrasi sidik jari di akte kelahiran dan dokumentasi (DNA) untuk bayi, hal diharapkan dapat mempermudah pencarian apabila nasib buruk menimpa orang tersebut.

Baca Juga: Kisah Tragis Agung: Tak Pulang Usai Tagih Utang Rp140 Juta, Baru Terungkap Jadi Korban Pembunuhan 2 Tahun Kemudian

Impian yang Belum Usai

Sosok Na Jubong. (Youtube/EBS News)

Kerja keras yang selama ini Na Jubong lakukan bersama rekan-rekannya masih belum membuatnya puas. Meski organisasinya telah berhasil mendorong pemerintah untuk merevisi undang-undang tentang kasus orang hilang, terutama anak-anak, Na Jubong masih memiliki impian lain yang belum terwujud.

Salah satu keinginan terbesarnya adalah menulis sebuah buku yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi orang hilang. Selain itu, dia juga ingin membangun sebuah gedung peringatan untuk mengenang dan menghormati para korban.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: News Naver, Korea JoongAng Daily

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kisah Na Jubong, Ahjussi Asal Korsel yang Dedikasikan 32 Tahun Hidupnya Untuk Mencari Orang-orang Hilang

Link berhasil disalin!