Ilustrasi belanja online di ecommerce.
Namun, kita yang menonton kebiasaannya menghambur-hamburkan uang, tak tahu akan hal-hal di belakang layar.
Mungkin ini saatnya bagi kita mencabut semua koneksi kita ke dunia maya dan perbanyak interaksi di dunia nyata dengan menyibukkan diri pada kegiatan-kegiatan offline, seperti berolahraga, naik gunung, berkemah, berkumpul bersama teman-teman atau sekadar mengajak keluarga kecil, bahkan hewan kesayanganmu berjalan-jalan ke taman.
Aktivitas luar ruangan semacam itu bisa mengalihkan ketergantungan kita pada kebiasaan bermedia sosial dan mengurangi rasa FOMO atau sifat latah kita tadi.
3. Melatih Mempersiapkan Keuangan untuk Masa Depan
Menghabiskan uang pada hal-hal yang tidak esensial dengan dalih menghilangkan stres, justru akan menambah beban pikiran.
Berapa banyak para pemuda dan pemudi yang terjebak dalam utang pinjol (pinjaman online). Alih-alih menghilangkan stres, hal tersebut malah bisa membuat kehidupan mereka makin rumit.
Namun, bila kita mampu mengambil langkah strategis untuk menata keuangan, kita bisa membasmi keberadaan rasa cemas yang senantiasa menghantui.
Baca Juga: Studi HP: 87% Pekerja Indonesia Gunakan AI hingga Gen Z Rela Potong Gaji Demi Pekerjaan Idaman
Kita bisa belajar menyisihkan sebagian uang yang kita dapatkan untuk ditabung meski dimulai dari jumlah sangat kecil.
"Kita punya tujuan-tujuan yang telah dibentuk oleh masyarakat sejak lama, namun kita menjauh dari hal-hal yang bisa mewujudkannya, bahkan dari progress yang kecil," tutur seorang mentor keuangan dan pendiri The Organized Money, Alaina Fingal.
Dengan menurunkan target jumlah tabungan kalian, sebagaimana kata Alaina, kalian bisa mencapainya dengan realistis dan merasakan sensasi dari sebuah pencapaian.
Hal ini memicu kita untuk terus menabung dan meningkatkan tabungan kita demi meraih pencapaian yang lebih signifikan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Aboutschwab