Ilustrasi waktu berjalan dengan cepat. (freepik.com)
Pernah berniat menonton satu video di TikTok, tapi tiba-tiba menyadari sudah dua jam berlalu? Fenomena ini disebut "doomscrolling", yaitu menelusuri konten tanpa sadar hingga kehilangan jejak waktu.
"Kurangnya kesadaran saat menggunakan media sosial membuat waktu terasa menghilang begitu saja," kata dr. Chew.
Media sosial, meskipun dapat menghubungkan kita dengan orang lain, juga dapat membuat kita kehilangan kesadaran terhadap waktu yang berlalu.
Menurut psikolog sosial Jonathan Haidt dalam bukunya ‘The Anxious Generation’, terlalu banyak waktu di dunia virtual dapat membuat seseorang merasa lebih terputus dari kenyataan, bukan lebih terhubung.
Banyak orang merasa masih terjebak di masa lalu, entah dalam momen bahagia atau pengalaman traumatis. Hal ini bisa membuat mereka sulit "berpindah" ke masa kini.
Misalnya, seorang mantan atlet sekolah mungkin merasa masih hidup dalam kejayaan masa remajanya.
Sebaliknya, seseorang yang mengalami trauma masa kecil, bisa merasa emosional masih terjebak di masa itu.
Pandemi COVID-19 adalah contoh nyata dari peristiwa yang berdampak besar secara kolektif.
"Banyak orang kehilangan pekerjaan, berpisah dari orang tercinta, bahkan kehilangan anggota keluarga tanpa bisa menghadiri pemakaman," jelas dr. Chew.
Karena banyak yang tidak sempat memproses kesedihan, mereka tetap terjebak dalam periode tersebut.
Itu menyebabkan waktu setelahnya terasa seperti berlalu begitu saja tanpa makna.
Ilustrasi waktu. (freepik.com)
Meskipun waktu terasa berlalu lebih cepat, ada cara untuk membuatnya terasa lebih lambat.
Melakukan hal baru bisa membuat waktu terasa lebih lambat. Berkumpul dengan keluarga dan teman juga bisa membantu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cnalifestyle.channelnewsasia.com