Huruf hijaiyah ini tergolong fleksibel, karena dapat disambung dengan huruf sebelum dan sesudahnya, baik di posisi awal, tengah, dan akhir.
Sehingga huruf hijaiyah yang bisa disambung ini akan mengalami perubahan bentuk untuk menyesuaikan dengan huruf sebelum dan sesudahnya.
(alif), (dal), (Zal), (ra), (zai), (wau)
Huruf hijaiyah ini tidak bisa disambung dengan huruf sesudahnya, meskipun berada di tengah dan awal kalimat.
Hanya saja, huruf hijaiyah ini tetap bisa disambung dengan huruf sebelumnya.
Sama dengan abjad lainnya, huruf hijaiyah memiliki tanda baca tersendiri yang menentukan cara membacanya.
Tanda baca huruf hijaiyah dikenal juga dengan sebutan harakat, yang terdiri atas beberapa macam, antara lain:
Fathah adalah harakat yang ditandai dengan bentuk garis miring di atas huruf hijaiyah.
Harakat fathah bunyinya adalah "a", sehingga huruf hijaiyah yang mendapatkan harakat fathah dibaca dengan vokal "a" seperti:
a, ba, ta, tsa, ja
Dhammah merupakan harakat yang tandanya menyerupai huruf waw yang terletak di atas huruf hijaiyah.
Harakat dhammah bunyinya adalah "u", sehinga huruf hijaiyah yang mendapatkan harakat dhammah dibaca dengan vokal "u", misalnya:
ru, zu, du, khu, hu
Harakat yang bentuknya garis miring dan terletak di bawah huruf hijaiyah disebut kasrah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: