INDOZONE.ID - Migrain atau yang lebih dikenal dengan sakit kepala sebelah adalah penyakit berupa kepala yang terasa berdenyut dan nyeri, serta biasanya terjadi pada salah satu sisi kepala.
Migrain sering terjadi secara berulang dan disertai dengan gejala lain, seperti mual, pusing, muntah, dan kepekaan terhadap cahaya suara, dan bau.
Dilansir healthline.com, dengan mengidentifikasi dan menghindari pemicu spesifik, penderita migrain dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya migrain berulang.
Suara keras, lampu berkedip (misalnya lampu sorot), dan rangsangan sensorik merupakan pemicu umum migrain. Hal ini termasuk mengemudi di malam hari, berada di bioskop, menghadiri klub atau tempat keramaian, dan silau dari matahari.
Pastikan untuk beristirahat dari layar TV atau komputer untuk mengistirahatkan mata dan mengatur tingkat kecerahan pada layar digital. Jika memungkinkan, hindari situasi yang melibatkan gangguan audio atau visual.
Baca Juga: 10 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Migrain
Makanan dan minuman tertentu dapat memicu serangan migrain, seperti cokelat, anggur merah, daging olahan, pemanis, dan keju.
Mengetahui makanan dan bahan tambahan apa yang menyebabkan migrain kumat dapat membantu penderita belajar menghindarinya. Makanan dan minuman yang mengandung kafein atau alkohol, terutama anggur merah atau sampanye adalah pemicu umum.
Dengan membuat catatan harian, penderita dapat mengidentifikasi pemicu migrain spesifik dengan lebih baik. Contoh hal-hal yang dapat diperhatikan, seperti apa yang dimakan dan diminum, rutinitas dan jadwal olahraga, cuaca, perasaan dan emosi kuat yang mungkin dialami, obat dan efek sampingnya, serta waktu dan tingkat keparahan sakit kepala.
Hal ini dapat membantu penderita melihat pola kejadian migrain dan membuatnya lebih mudah untuk dihindari.
Hormon memainkan peran penting dalam migrain. Banyak perempuan cenderung mengalami lebih banyak serangan migrain selama, atau sesaat sebelum periode menstruasi.
Hal ini membuat mereka mungkin perlu sangat waspada terhadap pilihan makanan dan kebiasaan berolahraga selama masa ini.
Kontrasepsi oral dan terapi penggantian hormon (HRT) dapat meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan migrain.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline.com