Terapi perilaku bisa membantu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir serta perilaku yang terkait dengan kebiasaan merokok atau vape.
Terapi ini bisa dilakukan secara individu atau dalam kelompok, dan sering kali melibatkan konseling serta teknik relaksasi.
Aktivitas fisik bisa membantu mengurangi keinginan untuk merokok atau vape serta meningkatkan suasana hati.
Berolahraga secara teratur, seperti berjalan, berlari, atau bersepeda, bisa menjadi pengalih perhatian yang efektif saat keinginan untuk merokok muncul.
Proses berhenti merokok atau vape mungkin tidak selalu berjalan mulus. Terkadang, mungkin mengalami kemunduran atau merasa sangat sulit untuk menahan keinginan.
Penting untuk tetap positif dan sabar, serta mengingatkan diri sendiri bahwa setiap langkah kecil menuju bebas rokok adalah pencapaian yang patut diapresiasi.
Ada banyak aplikasi yang dirancang untuk membantu orang berhenti merokok atau vape. Aplikasi ini biasanya menawarkan berbagai fitur seperti pengingat, tips, forum dukungan, dan pelacak kemajuan.
Baca Juga: Indonesia Jadi Negara Pengguna Vape Terbanyak di Dunia, Bangga atau Celaka?
Menggunakan aplikasi ini bisa memberikan dukungan tambahan dan membantu tetap termotivasi.
Jika merasa kesulitan untuk berhenti sendiri, mencari bantuan dari profesional kesehatan seperti dokter atau konselor bisa menjadi langkah yang bijak.
Mereka bisa memberikan panduan medis, resep obat, atau program berhenti merokok yang sesuai dengan kebutuhan.
Berhenti merokok dan vape adalah tantangan besar, tetapi bukan hal yang mustahil. Dengan alasan yang kuat, rencana yang jelas, dukungan dari orang terdekat, dan berbagai strategi yang efektif, kebiasaan ini bisa diatasi dan menuju hidup yang lebih sehat.
Ingatlah bahwa setiap langkah kecil yang diambil adalah kemajuan menuju tujuan besar. Tetaplah berkomitmen dan jangan ragu untuk mencari bantuan jika diperlukan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: WHO, NHS, CDC