Ilustrasi penderita demam berdarah
INDOZONE.ID - Pernah mendengar istilah "man flu"? Istilah ini sering digunakan dalam budaya populer untuk menggambarkan situasi di mana laki-laki atau pria merasa sangat lemah atau seakan-akan “seperti mau mati” ketika mengalami demam atau flu.
Meskipun fenomena ini sering kali dijadikan bahan candaan atau dianggap sebagai stereotip dan terlalu drama, ada beberapa penjelasan ilmiah yang mendukung mengapa laki-laki mungkin lebih menderita ketika sakit.
Baca Juga: Virus Oropouche, Penyakit Misterius seperti Demam Berdarah di Amerika Selatan
Berikut adalah lima alasan yang menjelaskan fenomena "man flu" dari sudut pandang ilmiah seperti dilansir dari Healthline berjudul Man Flu: Is It Real or Just a Joke?:
Ilustrasi orang terkena demam Keong (Freepik/master1305)
Salah satu faktor utama yang bisa menjelaskan perbedaan ini adalah hormon testosteron. Testosteron, yang dominan pada laki-laki, diketahui dapat menekan respons sistem kekebalan tubuh.
Ini berarti bahwa laki-laki mungkin memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam melawan infeksi seperti flu, yang menyebabkan gejala yang dirasakan bisa lebih parah.
Berbeda dengan laki-laki, perempuan memiliki hormon estrogen yang cenderung memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga mereka mungkin lebih mampu menahan gejala yang sama.
Di sisi lain, estrogen yang lebih banyak terdapat pada perempuan memiliki efek perlindungan terhadap sistem kekebalan tubuh.
Estrogen dapat membantu meningkatkan respons imun terhadap infeksi, yang menjadikan perempuan lebih tahan terhadap gejala penyakit seperti flu.
Perbedaan hormon ini bisa menjadi alasan mengapa perempuan mungkin terlihat lebih kuat atau lebih cepat pulih saat mereka sakit dibandingkan dengan laki-laki.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline