Ilustrasi antridepresan. (freepik.com)
Salah satu jenis antidepresan yang paling umum diresepkan untuk wanita hamil adalah Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs).
Obat-obatan seperti fluoxetine (Prozac), sertraline (Zoloft), dan citalopram (Celexa) sering dianggap lebih aman dibandingkan jenis antidepresan lainnya.
Namun, seperti semua obat, SSRIs juga memiliki risiko.
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan SSRIs pada trimester pertama kehamilan sedikit meningkatkan risiko terjadinya cacat lahir, seperti cacat jantung.
Namun, risiko ini relatif kecil. Sebagian besar penelitian mendukung bahwa risiko dari penggunaan SSRIs sangat minim dan sering kali lebih rendah dibandingkan risiko depresi yang tidak diobati.
Selain itu, bayi yang terpapar SSRIs saat dalam kandungan mungkin mengalami sindrom adaptasi neonatal.
Kondisi ini menyebabkan bayi mengalami gejala seperti mudah marah, kesulitan makan, atau masalah pernapasan.
Meski demikian, gejala ini biasanya hilang dalam beberapa hari hingga minggu, dan tidak menyebabkan masalah jangka panjang.
Baca Juga: 8 Cara Mengenali Tanda Kehamilan Saat Mengalami Menstruasi Tidak Teratur
Sementara risiko antidepresan sering dibicarakan, penting juga untuk memahami bahaya depresi yang tidak diobati selama kehamilan.
Wanita yang mengalami depresi berat mungkin kesulitan merawat diri, melewatkan pemeriksaan kehamilan, atau terlibat dalam kebiasaan buruk seperti merokok atau penyalahgunaan zat, yang bisa berbahaya bagi janin.
Depresi yang tidak diobati juga bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan bayi yang rendah, serta kesulitan dalam menjalin ikatan dengan bayi setelah lahir.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Onlymyhealth.com