Ilustrasi riwayat sakit paru. (Freepik/Pressphoto)
Riwayat penyakit paru-paru seperti penyakit paru obstruktif kronis (COPD), asma, atau fibrosis paru juga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Penyakit-penyakit ini bisa menyebabkan jaringan parut pada paru-paru yang berpotensi menjadi pemicu perkembangan kanker.
Studi menunjukkan bahwa jaringan parut ini berkontribusi pada kerusakan paru-paru yang dapat berkembang menjadi kanker di masa mendatang.
Ilustrasi virus pemicu kanker paru-paru. (freepik.com)
Penelitian awal menunjukkan bahwa beberapa jenis infeksi virus mungkin berkaitan dengan kanker paru-paru pada mereka yang tidak merokok, meskipun belum ada bukti langsung.
Beberapa virus yang sedang diteliti meliputi virus Epstein-Barr, hepatitis B, hepatitis C, dan HPV. Meski bukti belum cukup kuat, para peneliti tetap mempertimbangkan peran infeksi virus ini dalam risiko kanker paru-paru di masa mendatang.
Meskipun angka perokok menurun, kasus kanker paru-paru pada perempuan yang tidak merokok justru mengalami peningkatan.
Hal ini diduga karena berbagai faktor seperti paparan racun di lingkungan atau tempat kerja, pengaruh hormon estrogen, faktor genetik, dan riwayat penyakit paru-paru.
Mengingat tidak ada panduan skrining khusus bagi mereka yang tidak merokok, penting untuk waspada terhadap gejala awal dan faktor risiko yang mungkin dimiliki. Jika anda memiliki kekhawatiran, konsultasikan dengan dokter untuk langkah pencegahan yang tepat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline.com