Ilustrasi paru-paru wanita yang tidak pernah merokok. (freepik.com)
INDOZONE.ID - Kanker paru-paru sering kali dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Namun, kasus kanker paru-paru pada perempuan yang tidak pernah merokok justru meningkat. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa beberapa faktor dalam peningkatan risiko kanker paru-paru pada kelompok ini. Berikut enam alasan diantaranya.
Ilustrasi asap rokok. (freepik.com)
Paparan asap rokok dari orang lain, atau dikenal sebagai asap rokok, dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk kanker paru-paru. Paparan singkat sekalipun dianggap berbahaya karena asap rokok mengandung zat-zat beracun seperti arsenik, formaldehida, dan hidrogen sianida.
Menurut data American Lung Association, lebih dari 41.000 orang meninggal setiap tahun akibat komplikasi yang berkaitan dengan asap rokok sekunder, dan risiko ini lebih tinggi pada mereka yang hidup dengan pasangan yang merokok.
Baca Juga: Gejala Awal Kanker Paru-paru, Cara Mengenali dan Mencegahnya
Ilustrasi paparan racun lingkungan. (freepik.com)
Selain asap rokok, racun lingkungan lain seperti polusi udara, asbes, gas diesel, dan radon juga dapat memicu kanker paru-paru pada perempuan yang tidak merokok. Racun-racun ini sering kali ditemui di tempat kerja atau lingkungan tempat tinggal tertentu. Sebagai contoh, radon adalah gas radioaktif yang biasanya terdapat di area tambang atau gedung dengan ventilasi yang buruk.
Ilustrasi hormon estrogen pada wanita. (nationalpharmacyrx.com)
Hormon estrogen, salah satu hormon utama dalam tubuh perempuan, diyakini berperan dalam meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis kanker paru-paru non-small cell dapat memiliki reseptor estrogen, yang dapat meningkatkan risiko pada perempuan pramenopause. Risiko kanker paru-paru ini lebih tinggi dibandingkan perempuan pascamenopause atau pria.
Beberapa perubahan genetik yang terjadi selama hidup juga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru pada perempuan yang tidak merokok. Perubahan ini dikenal sebagai mutasi "driver" atau pemicu, yang meliputi mutasi gen seperti ALK, BRAF, dan EGFR.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline.com