Obat-obatan yang sering dikonsumsi di usia ini, seperti pengencer darah, dapat berinteraksi dengan alkohol dan memicu komplikasi serius, seperti pendarahan internal.
Seiring bertambahnya usia, tubuh menjadi kurang efisien dalam memproses alkohol. Hati bekerja lebih keras untuk memetabolisme alkohol, sementara penurunan massa otot alami di usia 30-an membuat tubuh lebih sensitif terhadap efek alkohol.
Akibatnya, alkohol lebih lama berada dalam aliran darah, meningkatkan konsentrasi alkohol dalam darah dan mempercepat intoxication.
Konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko jatuh dan cedera lainnya, terutama karena refleks dan keseimbangan tubuh cenderung menurun di usia ini.
Minum alkohol dapat mengganggu kualitas tidur, yang sudah cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
Akibatnya, gejala hangover di pagi hari menjadi lebih parah, bahkan hanya dengan konsumsi alkohol dalam jumlah kecil.
Ilustrasi alkohol. (freepik.com)
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi alkohol berat di usia paruh baya dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif di masa tua.
Baca Juga: Bagaimana Kecanduan Alkohol Merusak Penglihatan dan Cara Mengatasinya
Alkohol diketahui dapat merusak sel-sel otak, dan menurut pernyataan terbaru dari Surgeon General di Amerika Serikat, konsumsi alkohol juga secara langsung berkontribusi pada risiko kanker.
Oleh karena itu, wacana mengenai pemberian label peringatan pada minuman beralkohol semakin didorong.
Mengurangi konsumsi alkohol dapat secara signifikan menurunkan risiko penyakit kronis yang terkait dengan alkohol. Manfaatnya antara lain:
- Menurunkan tekanan darah dan kadar gula darah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cnalifestyle.channelnewsasia.com