Putih telur merupakan salah satu jenis makanan rendah lemak dan tinggi akan protein, yang juga direkomendasikan untuk dikonsumsi bagi kamu penderita asam lambung.
Kamu dapat mengolah putih telur dengan cara direbus. Sedangkan kuning telur dan telur yang digoreng, perlu kamu kurangi atau hindari.
Kuning telur memiliki kandungan lemak tinggi, yang bisa memicu gejala naiknya asam lambung pada tubuhmu.
Lemak sehat adalah sebutan lain dari lemak tak jenuh, yang termasuk dalam jenis lemak baik yang dapat mengurangi kolesterol jahat di dalam tubuh.
Sumber makanan yang termasuk dalam jenis lemak sehat yakni yang ada dalam alpukat, kacang kenari, benih lenan, minyak zaitun, minyak wijen, dan minyak bunga matahari.
Dibandingkan makanan yang mengandung lemak hewani atau jenis lemak lain yang ditambahkan ke dalam makanan olahan, lemak sehat atau lemak tak jenuh cenderung tidak menyebabkan naiknya asam lambung.
Jadi, jenis lemak ini masih diperbolehkan untuk dikonsumsi bagi penderita asam lambung.
Minuman beraroma seperti teh herbal, jus buah, jus sayur (Freepik)
Buat kamu yang menyukai minuman perasa yang mengandung kafein atau soda, ada baiknya untuk mulai mengurangi mengkonsumsi minuman tersebut ya.
Sebagai gantinya, kamu bisa mencoba jenis minuman beraroma lain seperti membuat teh herbal, teh jahe, susu nabati, jus buah, dan jus sayur, yang sifatnya tidak terlalu asam yang dapat mengurangi gejala asam lambung.
Makanan yang harus dihindari penderita asam lambung (Freepik)
Setelah mengetahui jenis makanan yang cocok dikonsumsi untuk penderita asam lambung, kamu juga harus tahu beberapa jenis makanan yang harus dihindari penderita asam lambung. Berikut adalah di antaranya.
Buat kamu yang menyukai makanan gorengan dan berlemak tinggi, ada baiknya untuk mulai membatasi atau lebih baik lagi dihindari secara menyeluruh.
Misalnya, kentang goreng, onion ring, susu murni, daging sapi, daging babi, camilan ringan, serta jenis makanan berminyak dan berlemak lainnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline.com, Health.harvard.edu