Ilustrasi calon pengantin. (freepik.com)
Tak hanya aspek kesehatan, melakukan pemeriksaan bersama juga bisa meningkatkan keterbukaan, dan komunikasi antara pasangan.
Dengan memahami kondisi kesehatan satu sama lain, hubungan bisa semakin erat dan lebih siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Baca Juga: Jangan Buru-buru Nikah Muda, Wanita Harus Tahu Risiko Buruk Ini
Para ahli merekomendasikan, agar pemeriksaan ini dilakukan setidaknya sembilan bulan sebelum pernikahan.
Jangka waktu ini memungkinkan pasangan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan, baik melalui pengobatan, vaksinasi, atau langkah medis lainnya sebelum memasuki kehidupan pernikahan.
Ilustrasi tes kesehatan sebelum menikah. (freepik.com)
Biaya pemeriksaan kesehatan pranikah bervariasi, mulai dari sekitar Rp1,5 juta per orang, hingga lebih dari Rp5 juta per pasangan, tergantung pada jenis tes yang dilakukan.
Beberapa tes utama yang umum dilakukan meliputi:
Meliputi HIV, hepatitis B dan C, serta sifilis.
Seperti thalassemia, yang jika ditemukan pada kedua pasangan, dapat meningkatkan risiko kelainan darah pada anak.
Termasuk analisis sperma bagi pria dan pemeriksaan hormon bagi wanita.
Penting bagi wanita karena infeksi rubella selama kehamilan, dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi.
Ketidakseimbangan hormon tiroid dapat mempengaruhi kesuburan, dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
Beberapa klinik juga menawarkan pemeriksaan seperti USG panggul, untuk mendeteksi masalah kesuburan pada wanita.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com