Gejala gangguan Hoarding Disorder ini berkembang dari waktu ke waktu dan cenderung menjadi perilaku kebiasaan. Seringkali, sebuah kekacauan yang signifikan berkembang pada saat kondisi tersebut terpantau oleh orang lain. Selain itu, gejala lain dari gangguan Hoarding Disorder akan diuraikan dalam beberapa poin di bawah ini, antara lain:
Seseorang dengan gangguan Hoarding Disorder ini seringkali tidak mencari pengobatan untuk membantu diagnosisnya, mereka membutuhkan seorang profesional kesehatan mental yang dapat melakukan evaluasi psikologis.
Selain pertanyaan tentang rasa emosional, kamu mungkin akan ditanya juga tentang kebiasaan dari memperoleh dan menyimpan barang yang mengarah ke sebuah diagnosis nantinya.
Baca Juga: Mengenal ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), Gejala, Faktor hingga Pengobatan
Untuk diagnosis medis, seorang profesional kesehatan akan menggunakan kriteria untuk gangguan Hoarding Disorder seperti yang tercantum dalam dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.
Komplikasi Hoarding Disorder biasanya berkaitan dengan masalah kesehatan mental penderitanya. Menurut APA, 75% pengidap Hoarding Disorder juga mengalami gangguan kecemasan, OCD, PTSD, demensia, atau ADHD.
Apabila ada orang sekitar kalian mengalami atau menunjukkan gejala-gejala Hoarding Disorder, segera beritahu atau bawa mereka pada bantuan profesional.
Tidak perlu malu bila mengalami gangguan ini, karena kondisi ini kebanyakan mempengaruhi orang dewasa setidaknya 2,6% dari seluruh dunia. Para pengidap Hoarding Disorder juga perlu bantuan dan dukungan dari orang terdekat mereka.
Jadi, jika ada seseorang penderita gangguan ini di sekitarmu, beri mereka dukungan secara mental yaaa!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators