Kategori Berita
Media Network
Rabu, 18 DESEMBER 2024 • 18:30 WIB

Tren Kesepian Banyak Mengancam Gen Z, Kenali dan Cegah Penyebabnya

Ilustrasi kesepian.

INDOZONE.ID - Banyak gen z yang merasa kesepian di era digital sekarang ini. Kesepian tentu saja berkaitan dengan kesehatan mental.

Menteri Kesehatan 2014-2019 sekaligus peneliti dari lembaga Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) Prof. Nila Moeloek mengatakan, tren kesepian dipicu karena berkembangnya dunia digital. Sayangnya beberapa generasi muda tidak mengerti bagaimana cara mengatasinya.

"Di dunia digital ini, banyak orang mengalami kesendirian, karena kita berteman dengan HP. Bangun tidur yang dicari HP dulu, ada apa di WhatsApp, bukannya bersyukur kepada Tuhan. Di meja makan, cucu dan anak saya main HP. Anak-anak temannya HP, bukan teman sebayanya,” katanya di Jakarta.

Baca Juga: Bahaya Kesepian, Mengapa Rasa Sepi Bisa Picu Stroke?

Menteri Kesehatan 2014-2019 sekaligus peneliti dari lembaga Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) Prof. Nila Moeloek. (Indozone)

Penggunaan HP yang berlebihan, menurut Prof Nila, juga ada negatifnya. Kehidupan di sosial media juga banyak dampak negatifnya untuk anak.

"Makanya sosial media di bawah umur di Australia itu dilawan. Bayangkan dulu kalau kita makan malam dengan orangtua itu bercerita, di sekolah ngapain aja. Di meja makan tempat kita berkomunikasi dan skrg tidak ada karena orangtua juga sibuk dengan HP," terangnya.

Disebutkannya, untuk menghindari kesepian, belajar usia remaja tetap merupakan individu yang masih perlu bimbingan. Caranya yaitu konsultasi antar sesama tetap harus disiasati ruang lingkup sebagai saluran bercerita saja dan bukan untuk dilakukan.

"Mereka tetap harus dibimbing, dan ini juga merupakan tugas orang tua, keluarga, serta guru di sekolah,” ujarnya.

Sementara itu, Peneliti Utama Health Collaborative Center (HCC) Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH juga mengakui, di Indonesia seseorang mengalami studi kesepian sedang hingga berat sebanyak 60 persen. Hal ini terjadi karena ruang publik dan sosial tidak terlalu banyak yang inklusif.

"Pada anak menjadi lebih kronis karena di masa sekolah yang aktif dia malah ke kamar mandi dan kantin, menyendiri. Maka ruang publik secara umum perlu diperbaiki," ungkap dr Ray.

Pada kesempatan ini, dr Ray juga mengumumkan hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh HCC dan Fokus Kesehatan Indonesia (FKI), bersama Yayasan BUMN.

Studi menunjukkan bahwa 34 persen pelajar SMA di Jakarta memiliki indikasi masalah kesehatan mental, dengan 3 dari 10 pelajar sering menunjukkan perilaku marah dan cenderung berkelahi akibat gangguan mental emosional.

Baca Juga: Bahaya Kesepian, Mengapa Rasa Sepi Bisa Picu Stroke?

Paparan hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh HCC dan Fokus Kesehatan Indonesia (FKI), bersama Yayasan BUMN. (Indozone)

Penelitian ini melibatkan pelajar SMA di Jakarta yang dipimpin oleh tim peneliti, yaitu sebagai, Bunga Pelangi SKM, MKM sebagai Direktur Program HCC, dan Prof. Nila F. Moeloek sebagai Direktur Eksekutif FKI.

dr Ray menyebut, data temuan 34 persen risiko gangguan mental emosional ini merupakan indikasi gangguan kesehatan jiwa remaja di kota besar, seperti Jakarta dan dapat dijadikan angka prevalensi.

Sementara hasil skrining ini menggambarkan indikasi gangguan emosional dan kesehatan mental pelajar SMA di Jakarta.

"Ini merupakan risiko yang harus dianalisis lebih mendalam, sebab data temuan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan data atau bahkan hipotesis kajian-kajian sebelumnya," ucapnya.

Temuan lain dari penelitian ini juga menegaskan bahwa terdapat 10 persen pelajar SMA yang merasa rentan dengan kondisi status kesehatan mentalnya.

Hal ini didasarkan dari perspektif dan pemaknaan remaja terkait risiko/kerentanan diri untuk mengalami masalah/gangguan kesehatan mental.

"Kondisi ini menjadi tanda awas bahwa self-awareness atau aspek kesadaran diri remaja terhadap kesehatan mental sebenarnya masih rendah, meskipun sudah banyak informasi mendalam yang tersedia mengenai kesehatan mental," tutup dr Ray.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Tren Kesepian Banyak Mengancam Gen Z, Kenali dan Cegah Penyebabnya

Link berhasil disalin!