INDOZONE.ID - Belakangan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya menyita perhatian banyak pihak. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri telah mengeluarkan surat edaran penanggulangan dampak polusi bagi kesehatan.
Di tengah buruknya polusi di Jakarta dan sekitarnya, penyakit ISPA infeksi saluran pernapasan akut di Jakarta juga meningkat tajam.
Namun, perlu untuk kamu ketahui bahwa polusi tidak hanya menyebabkan penyakit fisik, tapi juga bisa mempengaruhi mental.
Menurut American Psychiatric Association memaparkan sejumlah penelitian yang mengaitkan polusi udara dengan tingkat stres.
Baca Juga: Ngeri! Polusi Udara Jadi Penyebab Kematian Kelima Tertinggi di Indonesia, Ini Anjuran Dinkes
Dan hasilnya, paparan polusi udara berisiko meningkatkan stres, depresi hingga demensia.
Beberapa penelitian bahkan juga menemukan paparan polusi jangka pendek dapat meningkatkan risiko kematian di antara orang-orang dengan kondisi mental serius.
Sementara itu, peneliti dari University College London Isobel Braithwaite mengatakan, dengan meminimalisasi tingkat polusi udara dapat mencegah sekitar 15 persen kemungkinan depresi yang bisa berujung bunuh diri.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Health Perspective menemukan, paparan polusi udara ternyata juga bisa mengganggu kondisi mental anak.
Baca Juga: Ngeri! Setiap Tahun Ada 7 Juta Kematian Akibat Polusi Udara
Dilansir Medical Daily, anak-anak yang setiap hari terpapar polusi udara memiliki konsentrasi myo-inositol yang tinggi pada otak.
Metabolit neuronal ini terbukti meningkat pada gangguan kognitif dan depresi.
Sementara itu, studi dari para peneliti di Harvard, yang diterbitkan pada Maret 2023, menambah bukti yang menghubungkan paparan polusi udara (partikel kecil (PM2.5), nitrogen oksida, dan nitrogen dioksida) dengan peningkatan risiko demensia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: American Psychiatric Association, Medical Daily