Jumat, 12 JANUARI 2024 • 16:07 WIB

Korea Selatan Alami Krisis Kesehatan Mental, Pasien Depresi Didominasi Wanita Usia 20-an

Author

Ilustrasi orang depresi

INDOZONE.ID - Depresi menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang cukup jadi sorotan. Di Korea Selatan, jumlah pasien depresi melebihi satu jatu kasus di tahun 2022.

Menurut data yang dirilis oleh Layanan Tinjauan dan Penilaian Asuransi Kesehatan, jumlah pasien yang diobati karena depresi telah meningkat setiap tahun dalam lima tahun terakhir.

Jumlah kasus depresi di Korea terhitung sejak 2018 hingga 2022 mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Di tahun 2018, ada 753.011 pasien diobati karena depresi. Lalu di tahun 2019 ada 799.038 pasien, kemudian tahun 2020 ada 832.329 pasien, dan 915.294 pasien di tahun 2021.

Kemudian pada tahun 2022, jumlahnya melampaui 1 juta kasus untuk pertama kalinya yakni mencapai 1.000.032 kasus. Angka ini mengalami lonjakan sebesar 32,8 persen dari tahun 2018.

Dengan peningkatan jumlah pasien, pengeluaran untuk pengobatan depresi di rumah sakit pun meningkat total sebesar 537,8 miliar Won atau sekitar Rp6,3 trilliun pada tahun 2022.

Baca Juga: Penting! Penelitian Ungkap Mengurangi Penggunaan Sosmed Jadi 30 Menit Sehari Bisa Cegah Depresi

Angka ini mengalami lonjakan lebih dari 60 persen sejak tahun 2018. Rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh individu untuk pengobatan sebesar 538.000 won atau sekitarRp6,3 Juta.

Perempuan menjadi orang yang lebih banyak menderita depresi daripada laki-laki, dengan jumlah pasien perempuan lebih dari dua kali lipat jumlah pasien laki-laki.

Menurut data tersebut, 674.050 perempuan diobati karena depresi pada tahun 2022. Sedangkan laki-laki sebanyak 325.982 orang.

Ilustrasi orang depresi

Jika dilihat dari segi usia, wanita berusia 20-an yang mengalami depresi menyentuh angka 194.200 kasus di tahun 2022.

Kemudian perempuan  usia 30-an berada di urutan berikutnya, dengan 164.942 pasien, yang diikuti oleh perempuan usia 60-an 149.365 dan perempuan pada usia 40-an sebanyak 146.842.

"Wanita lebih rentan terhadap depresi. Tingkat depresi dua hingga tiga kali lebih tinggi pada wanita di seluruh dunia. Salah satu alasan bisa terkait dengan fluktuasi hormonal wanita. Tetapi ada juga alasan sosial terkait diskriminasi," kata Jon Duk-in, profesor psikiatri di Pusat Medis Universitas Hallym, kepada The Korea Herald.

"Perempuan menghadapi diskriminasi yang tidak terlihat dalam masyarakat, seperti langit-langit kaca. Perempuan pada usia 20-an dan 30-an lebih terlibat dalam kegiatan sosial, termasuk mencari pekerjaan dan bekerja, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap stres," tambah Jon.

Baca Juga: RSJD Solo Siapkan Belasan Bangsal buat Caleg Depresi Gagal di Pemilu 2024, Intip Fasilitasnya

Pakar ini menunjukkan bahwa pria kurang cenderung mencari pengobatan medis saat menderita depresi.

"Alasan lain mengapa pria memiliki tingkat depresi yang lebih rendah adalah karena mereka mengabaikan pengobatan. Wanita cenderung (lebih terbuka) mengenali gejala mereka dan mengunjungi rumah sakit untuk pengobatan," bebernya.

Pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol, meluncurkan langkah pencegahan sebagai rencana komprehensif untuk menawarkan pemeriksaan kesehatan mental setiap dua tahun sekali bagi kaum muda Korea berusia 20 hingga 34 tahun.

Selain itu, mereka juga memberikan layanan konseling lain yang disesuaikan untuk semua kelompok usia.

Layanan itu diberikan lantaran depresi berkaitan dengan bunuh diri dan percobaan bunuh diri.

Writer: Putri Surya Ningsih


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Naver