Peradangan jenis ini disebabkan oleh iritan udara seperti asap rokok, bahan kimia, dan polusi.
Orang yang sering terpapar iritan ini berisiko lebih tinggi mengalami rhinosinusitis nonalergi, yang juga dapat mengakibatkan hidung tersumbat kronis.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV, diabetes, atau mereka yang sedang menjalani kemoterapi, lebih rentan terhadap infeksi yang bisa menyebabkan hidung tersumbat.
Kekebalan tubuh yang rendah membuat tubuh lebih sulit melawan infeksi yang menyerang sinus dan rongga hidung.
Selain penyebab infeksi dan alergi, hidung tersumbat juga bisa disebabkan oleh faktor lain yang tidak berhubungan dengan penyakit atau alergi. Berikut beberapa di antaranya:
Berbaring bisa membuat lendir lebih sulit keluar, sehingga orang dengan mobilitas terbatas lebih mungkin mengalami hidung tersumbat.
Masalah seperti polip, deviasi septum, penyempitan saluran, tumor, atau kantong ekstra dapat menyebabkan hidung tersumbat.
Baca Juga: Hidung Tersumbat: Penyebab, Gejala, Obat, dan Cara Mengatasinya
Deviasi septum, misalnya, adalah kondisi di mana dinding pemisah antara saluran hidung kiri dan kanan miring ke satu sisi, sehingga membuat pernapasan melalui satu lubang hidung menjadi sulit.
Hidung tersumbat pada anak terutama bayi (freepik.com)
Pada anak-anak, terutama bayi, hidung tersumbat dapat menyebabkan masalah serius. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan adalah:
Bayi yang hidungnya tersumbat mungkin kesulitan untuk menyusu atau makan.
Bayi yang merasa tidak nyaman karena hidung tersumbat mungkin menjadi lebih rewel dan gelisah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Medicalneswtoday.com