INDOZONE.ID - Biohacking, atau teknik untuk mengoptimalkan kesehatan dan kinerja manusia dengan cara-cara non-tradisional, kini menjadi tren yang semakin populer di kalangan para pelopor teknologi dan kesehatan.
Berbeda dengan pendekatan medis konvensional, biohacking melibatkan penggunaan teknologi dan metode yang inovatif untuk meningkatkan fungsi tubuh dan pikiran.
Salah satu aspek biohacking yang paling menarik adalah penggunaan implan teknologi dalam tubuh manusia.
Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, 3 Kebiasaan ini Bikin Kinerja Otak Jadi Lemot!
Para biohacker mulai mengimplan chip kecil di bawah kulit untuk berbagai tujuan, mulai dari membuka pintu dengan mudah hingga memantau data kesehatan secara real-time.
Misalnya, implan RFID memungkinkan pengguna untuk menyimpan informasi pribadi atau melakukan pembayaran hanya dengan mendekatkan tangan mereka ke pembaca.
Ini tidak hanya mempermudah kehidupan sehari-hari, tetapi juga membuka kemungkinan baru dalam interaksi digital.
Selain implan, biohacking juga mencakup teknik-teknik diet dan nutrisi ekstrem untuk mengoptimalkan kesehatan.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Ini Ternyata Berdampak Buruk pada Kesehatan Otak Kamu
Misalnya, diet seperti “carnivore” yang mengutamakan konsumsi daging merah dan menghindari makanan lain, atau “intermittent fasting” yang melibatkan puasa berkala, telah menjadi populer di kalangan biohacker yang ingin meningkatkan energi dan fokus mereka.
Metode-metode ini sering didukung oleh data dan pengamatan pribadi, dan seringkali dikombinasikan dengan penggunaan perangkat pelacak kesehatan untuk memantau hasilnya.
Di sisi lain, biohacking juga memanfaatkan teknologi genomik untuk melakukan perubahan di tingkat genetik.
Teknologi seperti CRISPR digunakan untuk memodifikasi DNA guna mengurangi risiko penyakit atau meningkatkan kapasitas fisik dan mental.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Guardian