Ini menunjukkan bahwa pola makan ibu selama kehamilan berperan dalam “pemrograman janin,” di mana gizi yang diterima janin akan berdampak pada metabolisme dan risiko obesitas anak di masa mendatang.
Baca Juga: Kenapa Jennifer Coppen Tak Beri Kamari Gula? Ternyata Ini Alasannya
Ilustrasi anak-anak yang gemar makanan yang mengandung gula tinggi. (freepik.com)
Paparan gula yang terlalu banyak sejak dini bisa memengaruhi preferensi rasa anak. Penelitian menemukan bahwa bayi yang sering terpapar makanan manis cenderung lebih menyukai makanan manis di kemudian hari.
Tadeja Gracner, seorang peneliti, menjelaskan bahwa walaupun manusia cenderung menyukai rasa manis, paparan gula berlebih sejak bayi dapat memperkuat pernyataan ini dan membuat anak sulit mengurangi konsumsi gula di masa depan.
Ilustrasi makanan manis. (freepik.com)
Mengurangi gula pada anak bukanlah hal yang mudah, terutama dengan banyaknya produk bayi komersial yang mengandung gula.
Para ahli menyarankan orang tua untuk memperkenalkan sayuran yang tidak manis seperti brokoli dan bayam pada tahap awal makanan padat.
Cara ini membantu anak mengembangkan selera rasa yang beragam, sehingga tidak bergantung pada rasa manis.
Baca Juga: Gak Cuma Gula, 6 Makanan dan Minuman Ini Bisa Sebabkan Gula Darah Naik
Penelitian ini menunjukkan perlunya inisiatif kesehatan masyarakat untuk mengurangi konsumsi gula selama kehamilan dan awal kehidupan anak.
Para ahli gizi, seperti Dr. Katie Dalrymple dari King’s College London, menekankan pentingnya intervensi di masa 1.000 hari pertama.
Sementara itu, Jerusa Brignardello dari Oxford Brookes University, menekankan pentingnya peran industri makanan untuk menciptakan produk yang lebih sehat bagi anak-anak dan ibu hamil.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Onlymyhealth.com