Setiap musim dingin, ia secara manual menenun “komo” untuk menaungi tanaman tehnya.
Penutup ini mengurangi fotosintesis, meningkatkan kadar theanine, sehingga menghasilkan teh dengan rasa yang kaya namun tidak pahit.
Panen hanya dilakukan sekali setahun di musim semi. Daun teh dipetik dengan tangan dan langsung diolah pada hari yang sama.
Setelah itu, daun disimpan dalam kotak kayu khusus (cha-bako) untuk "beristirahat", sehingga rasa dan aromanya semakin matang.
Baca Juga: 8 Manfaat Minum Teh Hijau untuk Kesehatan Tubuh dan Wajah, Simak!
Teh hijau hon gyokuro setelah diseduh. (TWG Tea)
Menikmati Hon-Gyokuro tidak hanya soal mencicipi, tetapi juga memahami cara penyeduhan yang tepat.
Ada tiga metode utama yang dapat digunakan:
Metode ini menghasilkan rasa ringan dengan sentuhan manis di akhir. Cocok untuk peminum teh pemula.
Dengan metode ini, rasa umami dari Hon-Gyokuro menjadi lebih kuat.
Pilihan yang ideal bagi mereka yang ingin menikmati rasa teh yang kaya.
Teh direndam di lemari es semalaman dengan es batu.
Hasilnya adalah minuman segar dengan rasa ringan tanpa jejak kepahitan.
Metode ini sangat cocok untuk cuaca panas atau sebagai minuman penyambut tamu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cnalifestyle.channelnewsasia.com