Ilustrasi Belanja di mall. (Foto oleh freestocks.org dari Pexels)
INDOZONE.ID - Efek diderot merupakan suatu efek disebabkan oleh barang baru yang sering kali menciptakan rantai konsumsi untuk membeli barang yang lebih banyak.
Pada akhirnya, barang-barang tersebut membuat kita tidak pernah puas atau merasa bahagia.
Istilah efek diderot berasal dari seorang filsuf Prancis bernama Denis Diderot yang selama hidupnya dilanda kemiskinan, namun berubah pada tahun 1765.
Pada saat itu, Diderot yang berusia 52 tahun akan menikahkan putrinya. Hanya saja, Diderot tidak mampu menyediakan mas kawin yang cukup.
Meskipun hidup dalam kemiskinan, Diderot merupakan seorang pendiri dan penulis Encyclopédie, salah satu ensiklopedia terlengkap pada masa itu.
Ketika Catherine yang Agung, Permaisuri Rusia, mendengar tentang kesulitan keuangan Diderot, ia menawarkan untuk membeli perpustakaan darinya seharga 1.000 Pounds, yang kira-kira setara dengan $50.000.
Dari sini, Diderot memperoleh uang untuk pernikahan putrinya bahkan lebih.
Tak lama setelah memperoleh uang tersebut, Diderot memperoleh jubah merah tua yang baru.
Baca Juga: 10 Cara Menghargai Diri Sendiri untuk Merawat Kesehatan Mental
Jubah merah tersebut sangat indah, bahkan begitu indahnya hingga dia menyadari bahwa jubah itu tidak serasi jika dikelilingi barang-barang miliknya yang lain.
Ia mengganti karpet lamanya dengan karpet baru dari Damaskus. Ia mendekorasi rumahnya dengan patung-patung yang indah dan meja dapur yang lebih bagus.
Ia membeli cermin baru untuk diletakkan di atas perapian dan kursi jeraminya diganti dengan kulit.
Pembelian berlebih yang sebenarnya tak dibutuhkan tersebut dinamakan efek Diderot.
Efek Diderot ini bisa terjadi karena hidup memiliki kecenderungan alami untuk diisi dengan lebih banyak hal.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jamesclear.com