INDOZONE.ID - Depresi merupakan kondisi kompleks yang dapat dipengaruhi berbagai faktor biologis, psikologis, dan sosial. Secara tradisional, depresi sering ditangani dengan obat-obatan untuk faktor biologis, dan terapi psikologis untuk faktor sosial dan emosional.
Namun, pendekatan tersebut mulai ditinggalkan seiring dengan berkembangnya penelitian dalam ilmu saraf.
Dikutip dari Healthline, studi terbaru menunjukkan, baik obat-obatan maupun terapi psikologis, dapat menghasilkan perubahan serupa dalam fungsi otak, sehingga keduanya dapat dikategorikan sebagai pengobatan biologis.
Oleh karena itu, pedoman medis saat ini semakin merekomendasikan psikoterapi sebagai pilihan utama. Baik sebagai metode tunggal, maupun dikombinasikan dengan obat antidepresan.
Baca Juga: Mengenal ‘Lycopene’, Kandungan di dalam Tomat yang Berpotensi Atasi Depresi: Ini Penjelasannya
Berikut adalah beberapa jenis terapi yang paling sering digunakan dalam menangani depresi:
Terapi Kognitif Perilaku (CBT) adalah pendekatan berbasis bukti, yang membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif, yang memengaruhi emosi serta perilaku mereka.
Terapi ini berfokus pada hubungan antara pikiran, perasaan, dan tindakan. Lalu, mengajarkan pasien cara menantang dan mengganti pikiran negatif dengan yang lebih seimbang.
Terapi Interpersonal (IPT) berfokus pada bagaimana hubungan sosial seseorang, memengaruhi kesehatan mentalnya. Terapi ini sangat efektif untuk menangani depresi yang dipicu oleh konflik dalam hubungan.
IPT biasanya dilakukan dalam 12-16 sesi, dan bertujuan untuk:
Penelitian tahun 2020 menemukan, IPT lebih efektif dalam mengurangi gejala depresi dan meningkatkan performa kerja dibandingkan dengan perawatan standar.
Terapi berbasis mindfulness bertujuan untuk membantu pasien mengembangkan kesadaran penuh terhadap momen saat ini, tanpa terjebak dalam pikiran negatif.
Jenis terapi yang termasuk dalam kategori ini:
Terapi ini mengajarkan pasien untuk:
Baca Juga: Awas! Penggunaan Layar Pada Anak-anak Bisa Berisiko Depresi dan Kecemasan
Terapi Perilaku Dialektis (DBT) adalah pendekatan yang awalnya dikembangkan untuk gangguan kepribadian borderline, tetapi juga efektif dalam mengatasi depresi.
DBT menggabungkan teknik CBT dengan mindfulness, untuk membantu pasien:
Terapi Psikodinamis berakar pada teori yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan Carl Jung.
Terapi ini berfokus pada proses bawah sadar serta konflik emosional, yang belum terselesaikan, dan dapat berkontribusi pada depresi. Manfaat terapi ini:
Selain terapi utama, ada beberapa teknik spesifik yang digunakan dalam pengobatan depresi:
Baca Juga: Mengapa Gejala Depresi Sering Muncul di Malam Hari? Ini Penjelasannya
Obat antidepresan dapat dipertimbangkan jika:
Pendekatan kombinasi (terapi + obat) sering kali menjadi solusi terbaik untuk mengelola depresi secara efektif. Namun, keputusan ini harus dibuat bersama dengan tenaga medis, untuk memastikan pilihan pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien.
Perlu diketahui, tidak ada satu jenis terapi terbaik untuk semua orang. Pemilihan metode terapi tergantung pada kebutuhan, preferensi, dan kondisi individu.
Namun, CBT adalah terapi yang paling banyak digunakan dan diteliti, dengan tingkat keberhasilan tinggi dalam menangani depresi.
Dengan berbagai pilihan terapi yang tersedia, penting bagi penderita depresi untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental, guna menemukan pendekatan yang paling efektif bagi mereka.
Kesembuhan mungkin membutuhkan waktu, tetapi dengan perawatan yang tepat, depresi dapat dikelola dan diatasi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline