Menurut Atikoh, masa 100 hari kehamilan itu sangat krusial. Asupan gizi yang cukup bagi ibu dan janinnya akan menentukan masa depan anak yang lahir.
"Anak yang terlahir sehat, tidak mudah sakit dan akan cepat mengakses pengetahuan serta menjadi pandai dan cerdas. Nantinya anak ini akan menjadi generasi emas Indonesia di masa mendatang," jelasnya.
Program ini diikuti sekitar 1000 warga yang berada di sekitar wilayah Kapuk, Jakarta Barat. Seperti diketahui, data dari Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Barat, Kapuk merupakan kelurahan dengan tingkat kasus stunting tertinggi.
Lebih lanjut, Atikoh menyampaikan, untuk memastikan ketepatan sasaran bantuan stunting, pihaknya harus dapat memetakan kantong-kantong wilayah stunting, serta mengidentifikasi layanan yang masih kurang dan harus diperbaiki.
Atikoh berharap melalui program ini kesadaran masyarakat akan terbangun, dan akan hadir komunitas yang turut berpartisipasi dalam mempercepat penurunan stunting.
“Saya harapkan program ini terlaksana dengan tepat sasaran dan berkelanjutan, serta menginspirasi banyak pihak lain di wilayah Jakarta Barat untuk ikut berkontribusi nyata menurunkan angka stunting,” pungkasnya.
Program ini juga, kata Atikoh merupakan replikasi dari keberhasilan penurunan stunting yang sudah dilakukan Ganjar Pranowo di Provinsi Jawa Tengah. Ganjar Pranowo saat masih menjadi Gubernur Jawa Tengah diberikan penghargaan Satyalencana Wira Karya karena dianggap berjasa dalam menurunkan angka gizi buruk (stunting) di wilayah yang dipimpinnya.
Merujuk Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), stunting di Jawa Tengah tahun 2018 sekitar 24,4 persen. Lalu turun pada 2019 menjadi 18,3 persen.
Pada tahun 2020 turun lagi 14,5 persen, Tahun 2021 menjadi 12,8 persen hingga pada tahun 2022 berada di angka 11,9 persen.
Ganjar mengatakan penurunan angka stunting tersebut berkat program yang ia gagas seperti "Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng" (5Ng)-"Jateng Semangat Menjaga Ibu Hamil", "Jo Kawin Bocah"-"Jangan Menikah Muda", "One Student One Client".
Jadi program 'Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng' itu memeriksakan sejak awal kehamilan terus memberikan asupan gizi yang baik, mengontrol terus-menerus, dan suaminya harus peduli. Sampai anaknya lahir diberi ASI eksklusif dan itu perhatian yang perlu dikontrol.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: