Perusahaan juga perlu membangun budaya yang mendukung kesehatan mental dengan mengurangi stigma dan meningkatkan penerimaan melalui kerja sama dengan profesional kesehatan mental serta menyediakan lokakarya dan program pengembangan secara rutin.
Langkah ini dapat mendorong karyawan untuk menyampaikan kekhawatiran mereka dan merasa didengar oleh manajemen.
Aditi Mittal, Kepala Grup HR di SAVE Solutions, menekankan bahwa mengatasi kelelahan memerlukan pengembangan budaya kerja di mana karyawan merasa didengar, dihargai, dan didukung.
Langkah ini mencakup penerapan Program Bantuan Karyawan (EAP), layanan konseling kesehatan mental, lokakarya pengelolaan stres, dan sesi kesadaran yang terstruktur.
Baca Juga: 7 Manfaat Merendam Kaki dengan Air Es untuk Redakan Stres dan Kelelahan
Inisiatif sederhana seperti jam kerja fleksibel dan hari tanpa perangkat digital secara berkala juga dapat memberikan dampak positif yang signifikan.
Mendorong karyawan untuk beristirahat bukanlah sekadar pilihan, tetapi sebuah keharusan, karena penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang rutin beristirahat cenderung lebih produktif, terlibat, dan tidak mudah mengalami kelelahan.
Departemen HR perlu secara aktif menekankan pentingnya keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan, serta memastikan karyawan merasa didukung untuk mengambil waktu istirahat dan memulihkan energi.
Selain itu, membangun komunikasi yang terbuka dan menciptakan rasa aman secara psikologis dalam organisasi dapat memperkuat kepercayaan dan transparansi, sehingga karyawan tetap termotivasi, tangguh, dan berkomitmen.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Onlymyhealth.com