Ilustrasi kecemasan. (Pexels/Engin Akyurt)
INDOZONE.ID - Tyler Wesley, seorang fotografer penderita gangguan kecemasan berat selama 30 tahun, memuji pil yang mengandung 500 mg manesium dan D3, karena dapat mengurangi kecemasannya.
Dalam video akun TikTok-nya yang menggunakan tagar #magnesium dan telah ditonton lebih dari 1 miliar kali itu, Wesley mengatakan bahwa kandungan mineral tersebut membantu dirinya mengurangi rasa gugup dan cemas.
Seorang psikiater mencoba untuk mengobati psikosis dan skizofrenia pada tahun 1950an dengan versi vitamin B niacin. Namun caranya ini sia-sia.
Teori keliru yang menyebutkan bahwa dosis besar vitamin C dapat mengobati berbagai penyakit ini diberitakan secara luas oleh ahli kimia, Linus Pauling.
Linus Pauling mengonsumsi sekitar 18.000 mg setiap hari. Sedangkan jumlah harian yang disarankan adalah 75 mg hingga 90 mg sehari.
Namun berbeda dengan magnesium, yang merupakan mineral penting untuk fungsi tubuh dan memiliki banyak fungsi fisiologis dan neurologis
Ada data menarik yang menunjukkan, hal ini mungkin membantu beberapa orang dengan gejala kecemasan atau depresi.
Magnesium umumnya aman untuk dicoba bagi banyak orang, meski penyakit mental sangat kompleks dan biasanya disebabkan oleh beberapa penyebab berbeda.
Tapi jika hasil dari satu suplemen tidak memperbaiki keadaan secara signifikan, ada baiknya untuk tidak mencoba membeli suplemen dalam jumlah yang banyak.
Baca Juga: Konsumsi Suplemen Magnesium Terbukti Dapat Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Pendapat Peneliti Terkait Magnesium dan Kecemasan
Ilustrasi makanan mengandung magnesium
Menurut Louise Dye, seorang profesor di Fakultas Ilmu Pangan dan Gizi di Universitas Leeds, hampir separuh orang Amerika tidak mendapatkan jumlah magnesium yang diperlukan dari makanannya.
Jumlah magnesium yang dibutuhkan tubuh bervariasi, tergantung pada usia dan jenis kelamin, yang berkisar antara 300 mg hingga 400 mg.
Selain itu, ada bukti yang menunjukkan bahwa peningkatan asupan magnesium dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan pada manusia.
Empat dari delapan penelitian terbaru yang ditinjau oleh Dye dan rekannya menunjukkan, magnesium memiliki efek menguntungkan pada kecemasan.
Uji klinis acak pada tahun 2018 yang dilakukan di klinik rawat jalan primer, menemukan bahwa mengonsumsi magnesium dapat memperbaiki gejala depresi ringan hingga sedang pada beberapa partisipan.
Namun karena uji coba ini bersifat label terbuka, peserta lebih rentan terhadap efek plasebo, yakni sebuah fenomena di mana ekspektasi mempengaruhi perasaan seseorang karena mereka tahu apa yang dipakai.
"Kami tahu banyak tentang cara kerja magnesium di dalam tubuh," kata Katie Holton, ahli saraf nutrisi di American University, dikutip dari The Guardian.
Tampaknya, ada efek relaksasi umum dari magnesium. Ini mungkin mengurangi reaksi stres dengan membatasi rangsangan berlebihan melalui neurotransmitter glutamat.
Menurut Holton, konsumsi glutamat berlebihan dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan mental dan dapat mengganggu fungsi otak.
Selain berguna untuk memproduksi enzim yang mengubah karbon dioksida dan melatonin, magnesium juga memiliki efek neuroprotektif melalui pengendalian ekspresi protein penting yang dikenal sebagai faktor neurotropik yang diturunkan dari otak, atau Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF).
Namun, studi tambahan diperlukan untuk memahami dampak sepenuhnya. Dosis optimal bagi individu untuk melihat peningkatan dan perbandingannya dengan intervensi lain seperti pengobatan dan terapi perilaku kognitif masih belum diketahui.
Selain itu, masih belum jelas apakah orang yang mengalami defisiensi mendapat manfaat lebih dari suplementasi magnesium, dibandingkan mereka yang mendapat asupan normal dalam hal meredakan kecemasan.
Baca Juga: Magnesium, Mineral Penting yang Dibutuhkan Tubuh Manusia
Cara Meningkatkan Magnesium
Ilustrasi makanan mengandung magnesium
Orang yang sedang menjalani pengobatan atau memiliki penyakit tertentu, tidak disarankan untuk menggunakan suplemen magnesium.
Penting untuk menemui dokter sebelum memulai program suplementasi baru, terutama jika hendak mengakhiri pengobatan lain.
Orang sering kali lebih memilih pengobatan alami dibandingkan pengobatan sintetik, terutama untuk penyakit mental, yang merupakan salah satu alasan mengapa vitamin begitu menggiurkan.
Namun, tidak disarankan untuk berhenti mengonsumsi obat resep, seperti antidepresan dan memilih vitamin.
Holton menyatakan, dia pertama-tama akan menyarankan orang-orang untuk mencoba meningkatkan asupan magnesium dalam makanan, guna melihat pengaruhnya.
Adapun makanan yang tinggi magnesium seperti kacang-kacangan, biji-bijian, salmon, biji-bijian, kentang, buncis, dan sayuran berdaun hijau seperti lobak Swiss dan bayam.
Sedangkan buah-buahan yang tinggi magnesium antara lain alpukat dan pisang.
Dye menyarankan beberapa bentuk magnesium untuk rute suplemen, termasuk versi mineral chelated, garam laktat atau pidolat, dan magnesium sitrat.
Penting untuk diingat bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), tidak mengatur secara ketat suplemen, namun merek yang disetujui oleh lembaga nirlaba Farmakope AS menjalani pemeriksaan kualitas dan dosis.
"Ini tidak berhasil untuk semua orang dalam penelitian kami, seperti halnya intervensi lainnya," kata Emily Tarleton, asisten profesor ilmu kesehatan di Vermont State University.
Writer: Putri Surya Ningsih
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Guardian