Banyaknya postingan atau komentar yang bisa saja menyakiti perasaan pengguna media sosial lain, dan membuat mereka mulai mempertanyakan jati diri mereka. Oleh sebab itu, tidak sedikit orang-orang yang pada akhirnya menciptakan standar kebahagiaan, kesuksesan, kecantikan, dan daya tarik yang tinggi serta tidak realistis. Hal ini mampu menumbuhkan rasa tidak percaya diri pada setiap individu.
Tuntutan akademis dan profesional juga dapat menjadi alasan mengapa generasi muda rentan mengalami stres. Hal ini disebabkan oleh tekanan akademis yang tinggi, persaingan yang sangat ketat dalam dunia pekerjaan, lingkungan pekerjaan yang tidak menyehatkan, kurangnya lapangan pekerjaan dibandingkan dengan banyaknya generasi muda setiap tahunnya yang berusaha mendapatkan pekerjaan, serta harapan untuk berhasil dalam dunia karir dapat menciptakan stres yang signifikan.
Menurut survei yang dilakukan oleh King's College dan Orygen Institute, 47 persen responden percaya bahwa masalah kesehatan mental pernah menjadi hal yang umum terjadi di kalangan remaja, namun tidak mereka sadari. Meningkatnya kesadaran kesehatan mental telah memberdayakan generasi muda untuk mencari bantuan dan menyuarakan perjuangan mereka.
Namun, membicarakan tentang kesehatan mental telah menciptakan tekanan untuk menemukan cara agar menjadi sehat dan tangguh secara mental, dan seseorang secara individu bertanggung jawab atas kesejahteraan mentalnya sendiri.
Tekanan ini mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi kaum muda yang sedang berjuang menghadapi keadaan sulit dan masalah kesehatan mental terkait, sehingga menimbulkan perasaan malu dan menyalahkan diri sendiri.
Kaum muda yang menghadapi situasi yang cukup sulit dan masalah kesehatan mental yang terkait satu dengan yang lainnya, mungkin mereka merasa sangat tertekan, yang dapat membuat mereka merasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi dalam hidup mereka.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu berbeda, dan pengalaman kesehatan mental dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang berbeda. Upaya untuk memahami dan mendukung kesehatan mental generasi muda melibatkan pendekatan holistik dan berbagai pihak, termasuk keluarga, pendidik, dan masyarakat secara keseluruhan.
Selain itu, akan jauh lebih baik jika mereka menyadari bahwa kesehatan mental terganggu dan segera pergi untuk menemui psikolog atau psikiater secepatnya untuk mendapatkan terapi atau obat-obatan jika memang diperlakukan.
Writer: Putri Octavia Saragih
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Conversation